"Iya benar, tapi mereka beda generasi. Jika Nini Jailangnak mau mengangkat seorang murid, itu berarti murid sebelumnya sudah tewas. Tahukah anda siapa yang menghabisi Siluman Betina itu? Tidak lain adalah Topo Surantanu. Muridnya sendiri!"
"Murid yang tidak tahu diri!"
"Iya betul. Kemudian siapa jawara perang paling piawai memadukan silat dan sihir? Pasti orang akan menyebut nama Ki Kalong Wesi!"
'Hmm.., dia ayahku!' gumam Kebo Klebat bangga.
"Tahukah anda bahwa sosok paling menggetarkan nyali setiap pendekar itu tewas mengenaskan di tangan seorang pemuda rendah hati. Pemuda itu adalah Lintang, Pendekar Pedang akhirat!"
'Hmm.., Pendekar Pedang Akhirat, kamu akan menyesal karena telah membunuh ayahku! Tunggu kedatangan Iblis Muka Gedek!' Dia tanpa sedikit pun keraguan dalam menjalani kehidupan sebagai seorang penjahat. Dia bersumpah akan mempermalukan Lintang Kicak di mata dunia persilatan dan akan membunuhnya dengan sangat kejam.
"Oh iya kenalkan, saya Marwoto. Saya pemilik warung ini. Kalau boleh tahu siapakah nama anda, Tuan Pendekar?"
"Nama saya Kebo Klebat, Pak!"
"Ah.., saya jadi ingat pendekar yang bernama Kebo Dedet, yang lebih dikenal dengan Ki Kalong Wesi!"
Nah akhirnya saat yang dinanti tiba. "Coba ceritakan tentang Ki Kalong Wesi, Ki Woto! Saya sangat penasaran dengan pendekar tersebut!"
"Tapi silakan Tuan menikmati hidangannya dulu!" kata pemilik warung bersamaan dengan datangnya seorang pelayan muda yang menyajikan makanan di atas meja.