Ada seorang anak Nambi yang berhasil diselamatkan oleh Pendekar Wirota Wiragati dan kemudian diasuh seperti anaknya sendiri. Anak yang bernama Lingga itu kelak ikut dalam pemberontakan Pasadeng. Jatuhnya Lamajang telah membuat kota-kota pelabuhannya seperti Patukangan dan Sadeng diam-diam menyusun kekuatan. Mereka melakukan pemberontakan pada tahun 1331 Masehi, yang dikenal sebagai pemberontakan "Pasadeng" atau perang Sadeng dan Ketha.
Lingga kemudian memiliki cucu bernama Bentar. Raden Bentar inilah ayah Lintang. Mulai dari Lingga, keluarga keturunannya selalu bermusuhan dengan keluarga anak keturunan Halayudha.
"Ki Lindu yang menculik putra bungsu Raden Bentar itu adalah salah satu cucu Halayudha!" pungkas Ki Tanca.
Lintang dan Arum yang dari tadi hanya menyimak cerita Ki Tanca terlihat beberapa kali mengangguk-anggukan kepala.
Ki Tanca kemudian menyampaikan bahwa Lintang mewarisi seluruh harta kekayaan orang tuanya, yang sampai sekarang masih dijaga oleh Tim yang dibentuk oleh mendiang Raden Bentar. Terdapat tanda lahir yang berbentuk mirip bintang di bagian belakang kepala bayi itu. Tanda lahir berwarna merah sebesar telur puyuh itu yang membuat Raden Bentar kemudian memberi nama bayi itu Lintang Kejora.
"Nah, saya mendapat informasi bahwa ada seorang pendekar yang baru saja muncul di Jombang yang bernama Lintang!"
"Ki Tanca," kata Lintang dengan menatap serius, "Nama saya adalah Lintang Kejora, dan saya memang pernah diculik!"
"Maaf, perkenankan saya untuk memeriksa bagian kepala Ki sanak!" pinta Ki Tanca.
"Silakan, Ki!" Lintang berbalik membelakangi Ki Tanca yang segera menyibak rambut bagian belakang.
Orang tua itu tampak terkejut, ia membalikkan tubuh Lintang dan berkata sambil matanya berkaca-kaca, "Andalah orang yang telah kami cari selama ini, Raden!" seru Ki Tanca gembira sambil memeluk tubuh Lintang.
***