Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (71), Keburukan Bakal Ambruk

22 September 2024   06:02 Diperbarui: 22 September 2024   09:51 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Pada suatu ketika lawannya sudah terdesak hebat, Ajeng secara nekat tanpa mempedulikan datangnya sodokan toya, membacok pundak Ki Birawa sekuat tenaga. Ia memutar tubuhnya di udara untuk menambah bobot bacokan.

Andaikata Ajeng melanjutkan bacokannya yang pasti akan membabat putus pundak lawan, namun tanpa dapat dicegah lagi toya musuh juga pasti akan menusuk ulu hatinya. Sementara itu, Ki Birawa tentu saja tidak mau menukarkan pundaknya dengan sebuah pukulan, sehingga dia membatalkan sodokan dan mengayunkan toya sekuat tenaga untuk menangkis.

Dua senjata itu beradu keras, bunga api berhamburan dan ternyata toya kuningan di tangan Ki Birawa patah jadi dua. Sambil melotot marah, Ki Birawa melanjutkan pertarungan dengan mempergunakan patahan toya secara membabi buta. Justru dengan kedua tongkat itu Ki Birawa bisa memberikan gempuran lumayan hebat. Terdengar suara nyaring beruntun ketika kedua senjata beradu.

Setelah berlangsung cukup lama, Ajeng melihat lawannya mundur, berhenti menyerang untuk mengatur nafas. Ia pun memanfaatkan waktu untuk memulihkan tenaga. Sepasang mata indah yang menatap tajam, hidung kecil mancung, sepasang pipi merona merah, serta rambut yang tergerai kacau di kanan kiri wajah yang putih bersih itu begitu meningkatkan pesonanya. Kecantikannya itulah sebetulnya senjata yang jauh lebih berbahaya ketimbang pedangnya. Tanpa disadari, lelaki yang menjadi lawannya seringkali terpesona oleh kecantikan itu dan lantas membuat semangat juangnya menurun dan tenaganya mengendur. Pesona itu laksana obat bius yang menjadi senjata rahasia.

Akhirnya, sebelum Pendekar Bidadari menerjang maju, Ki Birawa membuang toyanya yang patah dan dengan nafas kembang kempis ia terpaksa mengakui kekalahannya. Ia sangat malu, marah dan kelelahan, kalau dipaksakan, tidak mustahil ia akan menderita luka.

"Keburukan bakal ambruk!" terlontar teriakan menyindir. Setelah itu, dua belas orang yang tadinya ikut menyaksikan di depan pintu kini melangkah memasuki ruangan. "Kami menghaturkan salam hormat kepada semua pendekar!" kata si pemimpin rombongan yang ternyata Ki Unggul Weling, "Khususnya kepada tuan rumah, Pendekar Kebo Kicak dan Pendekar Jelita. Kami mohon maaf karena terlambat!"

"Salam hormat! Terima kasih atas kehadirannya Paman Unggul!" jawab Arum mewakili semua yang hadir, "Maaf, utusan kami kesulitan mencari alamat perkumpulan Laskar Rimba!"

"Ha..ha..ha..! Harap maklum Ning Arum, kami memang tinggal di hutan, jadi tidak pernah pakai alamat! Terima kasih, kami merasa terhormat atas undangannya!"

"Saudara sekalian! Paman ini adalah Ki Unggul Weling, ketua Perkumpulan Laskar Rimba!" Arum memperkenalkan.

Laskar Rimba adalah perkumpulan bekas prajurit Majapahit. Ki Unggul menghimpun prajurit-prajurit yang berpencaran pasca pemberontakan Dyah Ranawijaya, dan jumlah mereka terus bertambah banyak, menjadi kekuatan yang selalu siap untuk berpihak kepada para pewaris sah Brawijaya V, seperti Ki Ageng dari Pengging, Raden Bondhan Kejawen dari Tarub, Raden Bathara Katong dari Ponorogo, Raden Lembu Peteng dari Madura, dan termasuk Raden Fatah dari Demak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun