Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (69): Pencerahan

18 September 2024   03:39 Diperbarui: 18 September 2024   03:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Ah.., andaikata Ning Arum tidak mengalami keguguran, saat ini aku pasti sudah bisa menggendong cucu Mpu Naga yang hebat! Aku sengaja menahan-nahan nyawa yang sudah tak kerasan di tubuh tua renta ini, demi melihat kebahagian Ning Arum. Ini kebahagian untuk mengantar perjalananku yang amat jauh!  "

"Terima kasih banyak, Mbah! Aku ingin Mbah Rejo nanti yang memberi nama anak saya!" Timbul perasaan perih tatkala Arum mengatakan itu. 'Anak dari mana?'

"Makanya cepatlah kalian memiliki anak ya! Jangan lama-lama!"

"Terima kasih, Mbah!" Hanya itu yang mampu diucapkan Arum berulang kali.

Arum sekarang tahu bahwa pedang pusaka Mpu Naga, yang gagangnya terbuat dari kayu Setigi dan berhiaskan batu kecubung itu, ternyata memiliki nilai historis yang sangat luar biasa. Tidak aneh jika pedang yang telah mematahkan celurit pusaka sekaligus membabat kepala pendekar Celurit Setan itu kini amat diincar oleh tokoh-tokoh dunia persilatan.

Demi menjaga keamanan, nama Perguruan Benteng Naga kemudian diubah menjadi Benteng Nusa. Pemuda yang dianggap Pendekar Kebo Kicak itu lebih dikenal dengan sebutan Pendekar Gembul. Sementara Arum Naga kemudian lebih suka memperkenalkan diri sebagai Putri Arum.

***

Lintang yang dianggap sebagai Kebo Kicak itu memang pada dasarnya adalah seorang pendiam. Akan tetapi masyarakat yang mendengar bahwa ia mengalami peristiwa hebat yang mengakibatkannya menderita hilang ingatan, membuat mereka merasa sangat prihatin. Bagi sebagian dari mereka ada yang menganggap bahwa itu adalah akibat karena kebanyakan ilmu. Sebagian lagi menganggap bahwa pendekar itu sengaja berbuat demikian demi menyembunyikan ilmunya, sebagai sikap seorang yang sangat rendah hati. Padi yang berisi akan merunduk.

Dengan mengamati gerak-geriknya yang tenang dan tidak tergesa-gesa, dapat diketahui bahwa Lintang adalah orang yang memiliki ketenangan lahir batin. Sepintas lalu dia tampak seperti seorang lelaki biasa yang sederhana, sama sekali tidak kelihatan seperti seorang pendekar besar.

Ketika dulu ibu angkatnya, Dewi Laksmi, meninggal dunia, Lintang secara halus diusir oleh Ki Bondan. Ia dianggap menjadi penyebab kesialan keluarga Ki Bondan. Tanpa tahu tujuan ke mana akan pergi, ia lalu berdiam diri di samping kuburan ibu angkatnya.

Seseorang kemudian melaporkan keadaan itu kepada Ki Bondan, sehingga kepala prajurit itu kemudian merasa iba hatinya. Sebelumnya, ia secara sembunyi-sembunyi mengamati dari jauh bocah kecil yang seperti orang sedang bersemedi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun