"Dan jelas lebih gemuk! Jangan sampai nanti malah mendapat julukan Pendekar Gembul!"
Semua orang tertawa mendengar lelucon itu, termasuk lelaki asing yang sedang mereka bicarakan. Ia tampak sangat bahagia.
Tidak demikian dengan Arum. Ia merasa aneh. Setahun lebih suami yang sangat dicintainya menghilang, kini ada orang yang muncul mirip suaminya. Ia tidak tahu harus bersyukur atau bersedih. Tapi ia menyadari bahwa lelaki asing itu sebenarnya tidak bersalah, orang-orang yang menganggap dia adalah Kebo Kicak itulah yang salah. Lelaki asing itu sendiri tidak pernah mengaku bahwa dirinya adalah Kebo Kicak.
Malam harinya Arum tidur dengan pedang di sebelahnya. Lelaki asing itu tidur di ruang tamu, di atas selembar tikar. Ketika tengah malam Arum hendak ke kamar mandi, dengan menjinjing pedang ia mendekati tamu asing itu. Lelaki itu tampak begitu tenang, bahkan tidurnya tampak seperti orang meditasi, napasnya teratur dan sangat lembut, seperti tidurnya bayi.
'Hei pendekar gembul!' panggil Arum dalam hati. Beberapa detik ia mengamati wajah yang memancarkan sebuah ketulusan itu. 'Kenapa kamu tidak mendengkur?'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H