Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (66): Pendekar Gembul

14 September 2024   05:49 Diperbarui: 14 September 2024   06:32 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Dan jelas lebih gemuk! Jangan sampai nanti malah mendapat julukan Pendekar Gembul!"

Semua orang tertawa mendengar lelucon itu, termasuk lelaki asing yang sedang mereka bicarakan. Ia tampak sangat bahagia.

Tidak demikian dengan Arum. Ia merasa aneh. Setahun lebih suami yang sangat dicintainya menghilang, kini ada orang yang muncul mirip suaminya. Ia tidak tahu harus bersyukur atau bersedih. Tapi ia menyadari bahwa lelaki asing itu sebenarnya tidak bersalah, orang-orang yang menganggap dia adalah Kebo Kicak itulah yang salah. Lelaki asing itu sendiri tidak pernah mengaku bahwa dirinya adalah Kebo Kicak.

Malam harinya Arum tidur dengan pedang di sebelahnya. Lelaki asing itu tidur di ruang tamu, di atas selembar tikar. Ketika tengah malam Arum hendak ke kamar mandi, dengan menjinjing pedang ia mendekati tamu asing itu. Lelaki itu tampak begitu tenang, bahkan tidurnya tampak seperti orang meditasi, napasnya teratur dan sangat lembut, seperti tidurnya bayi.

'Hei pendekar gembul!' panggil Arum dalam hati. Beberapa detik ia mengamati wajah yang memancarkan sebuah ketulusan itu. 'Kenapa kamu tidak mendengkur?'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun