Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (61), Demang Pemuja Perang

9 September 2024   06:45 Diperbarui: 9 September 2024   11:22 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Terdengar adzan berkumandang. Ia segera menunaikan shalat dan setelah selesai ia minta ijin kepada ibunya untuk pergi ke rumah sahabatnya Mirah. Ia mau minta Mirah untuk menemaninya bertemu Tulus.

***

Usai shalat dhuhur di langgar, Cak Japa berbicara kepada Tulus, "Nasehat Mbah Kucing yang terakhir kepadaku, yaitu 'Mulat sarira hangrasa wani', yang artinya bahwa kita harus berani mengkoreksi diri sendiri, mau menyadari segala kekurangan dan siap mendapat masukan dari siapapun!"

Setelah Mbah Kucing pergi, Tulus menganggap Cak Japa itu sebagai penggantinya, oleh karena itu selalu rindu mendengar wejangannya.

"Tulus, menurutmu apa yang menjadi penyebab utama segala kekacauan di dunia ini?"

"Keserakahan, Cak!" jawab Tulus setelah merenung beberapa saat, "Saya pikir semua bencana yang menimpah padepokan Benteng Naga berawal dari harta karun yang dibawa Ki Kelabang!" keluh Tulus seolah bicara kepada dirinya sendiri, sambil berkali-kali melihat jalan menanti kehadiran Ajeng. "Harta itu membuat banyak orang ingin merebutnya!"

"Nah itu yang mau aku katakan. Keserakahan akan harta, tahta, dan wanita, memang selalu menjadi sumber segala kekacauan di dunia!"

"Betul, Cak!"

Sudah berapa banyak nyawa melayang gara-gara harta karun itu. Ki Kelabang Karang, Mpu Naga Neraka, murid-murid padepokan Benteng Naga, Pendekar Golok Dewa, Pendekar Cambuk Dewa, para prajurit Tumenggung dan para pengawal Ki Demang, dan yang terakhir Pendekar Pertapa Sakti serta janin yang masih dalam kandungan Arum.

"Assalamualaikum..!" ucap Ajeng yang muncul di teras langgar. Ia diberi tahu pemilik warung bahwa Tulus menunggunya di langgar.

"Wa alaikum salam..!" jawab Tulus dan Cak Japa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun