Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (61), Demang Pemuja Perang

9 September 2024   06:45 Diperbarui: 9 September 2024   11:22 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Sebelum shalat Dhuhur, Tulus lebih dulu pergi ke warung di seberang jalan untuk memesan tempat. Tapi pemilik warung mengatakan bahwa kebetulan siang itu semua tempat telah dipesan oleh Perguruan Macan Abang.

"Sudah dipesan semua?"

"Iya benar. Mohon maaf, Raden!" ucap pemilik warung.

"Ada acara apa mereka, Paman?" tanya Tulus merasa penasaran.

"Maaf saya kurang tahu pasti, Den. Mereka sudah pesan sejak dua hari yang lalu!"

"Baik.., tolong nanti kalau ada Roro Ajeng, saya tunggu di langgar. Terima kasih, Paman!" Tulus segera menuju langgar.

***

Roro Ajeng berulang kali membaca surat yang baru ia terima, yang dikirim oleh seorang berseragam murid Perguruan Benteng Naga. Seakan ia tidak percaya bahwa Tulus menulis surat untuknya,

'Salam hangat Dik Ajeng

Dik, kalau ada waktu nanti sehabis Dhuhur aku ingin ketemu. Ada hal penting dan mendesak yang ingin aku bicarakan, soal siapa pembunuh ayahmu. Aku tunggu di warung ayam bakar depan langgar.

Salam hangat! Tulus'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun