Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (54): Merawat Dendam Kesumat

1 September 2024   11:19 Diperbarui: 2 September 2024   04:52 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berdua sedang jajan di warung makan depan padepokan. Di meja pojok, berjarak sekitar delapan meter dari tempat duduk Topo. Begawan Kegelapan itu menggunakan tutup kepala dari jerami duduk membelakangi kedua gadis itu. Dengan kekuatan pendengaran gaib ajian 'sapta pangrungu', ia menyimak obrolan mereka.

"Hm, bagaimana menurut mu mengenai Cak Topo?" tanya Mirah hati-hati.

"Biasa saja. Memang kenapa?"

"Dia sekarang sudah jadi orang hebat dan mapan!"

"Terus?" tanya Ajeng merasa ada sesuatu yang sedang disembunyikan sahabatnya di balik kalimat itu.

"Terus.., gak ada terusannya!" jawab Mirah datar. Ia kenal betul kharakter Ajeng, dan sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa sahabatnya itu tidak punya perasaan cinta kepada Topo. "Cuma menurutku, ini menurutku lho ya, banyak gadis yang berandai-andai bisa menjadi istri pendekar sakti itu!"

Ajeng balik bertanya, "Kamu pingin daftar jadi calon istrinya?"

"Jangan-jangan kamu yang pingin daftar?" balas Mirah cepat.

"Ha..ha..ha...!"

"Kok ketawa. Kamu benar gak kepingin?"

"Gak!" jawab Ajeng singkat, "Gak sama sekali!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun