Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (45): Tembang Cinta

11 Agustus 2024   07:33 Diperbarui: 11 Agustus 2024   07:34 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mpu Naga ini orang yang sangat kuat!" puji Mbah Kucing, dan semua orang di ruangan itu tidak ada yang terkejut mendengar itu, "Dengan luka sebanyak ini dan nyaris kehabisan darah, tapi semua organ dan syaraf-syaraf di tubuhnya tidak mau menyerah! Kemauannya untuk bertahan hidup sangat luar biasa!"

Mereka baru mengangguk-angguk setelah memahami apa yang dimaksud Mbah Kucing. Mereka tertegun menatap tubuh Mpu Naga yang sangat mengenaskan, dengan tujuh belas luka sabetan senjata tajam di berbagai tempat. Lengan kirinya putus dan tulang lutut kaki kanannya remuk. Mbah Kucing kemudian meminta mereka meninggalkan ruangan, dan hanya dia dan Cak Japa yang tetap tinggal di situ.

Dua hari penuh Mpu Naga dalam keadaan tidak sadarkan diri. Darah di sekujur tubuhnya sudah dibersihkan dan lukanya sudah dibalut kain yang diberi rempah obat-obatan. Kalau itu terjadi pada orang lain pasti sudah meninggal, akan tetapi, sore itu jemari tangannya bergerak-gerak, lalu mengepal sesaat.

Pikirannya mulai sadar. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan beberapa bagian sangat perih, kepalanya pening dan tenaganya benar-benar habis, maka dia tetap memejamkan mata dan membiarkan saja ketika merasa ada telapak tangan hangat menyentuh ubun-ubunnya. Dari telapak tangan itu tersalurkan energi hangat dan secara berangsur-angsur membantu memulihkan kembali tenaganya. Peredaran darah kembali normal.

Ia mengatur pernafasan dan berkonsentrasi untuk membantu menyembuhkan sendiri luka-luka di tubuhnya. Setelah beberapa menit lalu membuka mata karena ingin melihat siapa orang yang menolongnya itu. "Mbah Kucing..!" ucapnya lemah.

Mbah Kucing tersenyum dan memberi isyarat agar tetap tenang. Kemudian ia memberikan minuman ramuan obat yang sudah disiapkan sejak kemarin.

"Berapa lama saya pingsan, Mbah?"

"Dua hari!"

"Arum...?"

"Dia belum pulang!"

Setela itu, Mpu Naga kembali tidak sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun