Sesepuh itu menyangka bahwa Japa adalah seorang pendekar yang telah dipesan oleh gurunya untuk merahasiakan nama sang guru, maka ia tidak berniat bertanya lebih jauh lagi, hanya menyisakan decak penuh kekaguman. Yang jelas, kesaktian guru itu pasti sulit dicarikan tandingannya. Terbukti muridnya yang masih belia saja sudah memiliki ilmu yang demikian hebat.
Japa Dananjaya memperkenalkan diri kepada warga sebagai Japa Mada, putra Raden Suto Gumilar. Dia mengutarakan maksud kedatangannya adalah untuk menelusuri jejak ayahnya, dan tentu saja untuk meluruskan sejarah bahwa ayahnya bukanlah pengkhianat seperti yang selama ini dituduhkan.
Dengan kepandaiannya, walaupun ia baru saja mempelajari setengah bagian dari ilmu yang dimiliki Eyang Dhara, namun itu sudah cukup membuat namanya menjadi sangat terkenal. Dunia persilatan Nusantara digemparkan dengan munculnya nama pendekar pendatang baru, Japa Mada. Nama Mada sengaja ia gunakan untuk mengingatkan masyarakat luas akan sosok mahapatih tersohor itu.
Tak dapat dipungkiri, memiliki ilmu beladiri yang tinggi berarti akan menjadi incaran banyak pendekar papan atas. Di antara mereka pasti akan ada yang tertarik untuk menguji ilmunya. Sebagian lagi ada yang dengki dan bernafsu untuk menyingkirkannya. Mulai sekarang, ia berada dalam wilayah yang akrab dengan kekerasan, dan maut bisa menjemput di setiap saat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H