Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (24): Pendekar Muda

10 Juli 2024   05:32 Diperbarui: 10 Juli 2024   09:36 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Eit..eit.., jangan coba-coba berkelit! Kami sudah tahu semuanya!"

"Maaf Ki Geni dan Ki Gong..."

"Hmm..bagus!" potong Ki Geni, "Rupanya kau mengenali kami! Ha..ha..ha..!"

"Iya, apakah kalian sudah lupa peristiwa di sebuah pasar, kalian mengeroyok seorang bocah yang akibatnya tangan Ki Gong patah dan gigi Ki Geni rontok?"

Ki Geni dan Ki Gong saling bertatap pandang satu sama lain. Dengan mimik muka menyimpan rasa penasaran, Ki Gong melontarkan pertanyaan, "Apa urusannya dengan kamu?"

"Rupanya anda lupa, aku adalah bocah itu!"

Mendengar itu Ki Geni dan Ki Gong kembali saling bertukar pandang dengan wajah berubah pucat. Tentu peristiwa itu tidak akan pernah terlupakan di sepanjang sisa kehidupan mereka.

"Ya, akulah anak yang kalian keroyok itu!"

"Hei anak muda!" kata Ki Geni melunak, "Kami hanya meminta dengan baik-baik, tapi jika kamu tidak mengijinkan, maka kami tidak akan memaksa!" Selesai berkata demikian, kedua orang pendekar itu pun memilih secepatnya pergi.

Seorang sesepuh kampung mendekati Japa dan melontarkan pertanyaan dengan penuh kekaguman, "Maaf anak muda, siapakah anda dan siapa guru anda?"

"Nama saya Japa, pak. Saya murid seorang kakek yang bukan siapa-siapa!" jawab Japa lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun