Mpu Prapanca juga menggubah Kakawin Niratha Prakretha yang memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam persoalan kearifan hidup. Menurut kitab tersebut, dengan akal budinya manusia akan bisa mengatasi segala marabahaya dalam perjalanan mengarungi kehidupan.Â
Dengan itu manusia bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil. Kemudian dengan ketekunan dan kesabaran manusia akan memperoleh bimbingan dari Tuhan. Semua itu dalam rangka agar tidak terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan. selanjutnya, manusia dianggap mulia dan kaya jika senantiasa berderma.
Mpu Prapanca juga menulis beberapa karya seperti Kitab Parwasagara, Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua kitab lagi yang belum selesai, yaitu Saba Abda dan Lambang. Namun semua itu sampai sekarang belum ditemukan atau barangkali sudah lenyap karena rusak.
Mengenai kakawin Negarakretagama yang ditulis di usia yang sangat tua, merupakan untaian aksara yang terangkai indah dalam bentuk syair Jawa Kuna. Itu menjadi sebuah warisan yang tak ternilai harganya bagi rakyat Indonesia. Dalam karya itu ia menguraikan keadaan keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.
Karya sastra yang menyanjung dan mengagung-agungkan Raja Majapahit Hayam Wuruk murni atas kehendak sang pujangga yang ingin menghaturkan bhakti kepada Sang Prabu, serta kepada bangsa dan negara.
Selain itu juga berisi sanjungan kepada Mahapatih Gajah Mada, melalui penggambaran sifat-sifat luhur tokoh tersebut. Ada lima belas sifat yang istimewa yang membuat sang tokoh mencapai puncak tertinggi, yang menurut Mpu Prapanca sifat-sifat ini wajib dimiliki oleh setiap pemimpin. Kelimabelas sifat yang terabadikan dalam kitabnya itu adalah:
Pertama. Gajah Mada bersifat Wijaya, artinya bertindak arif bijaksana, sehingga dalam keadaan isbanding apapun ia selalu dapat menemukan jalan keluar yang terbaik.
Kedua. Bersifat Mantriwira, artinya ia orang yang berani membela negara. Keberanian dan keteguhannya dalam mengahadapi bahaya yang mengancam negara tidak ada bandingnya.
Ketiga. Bersifat Wicaksaneng, artinya bijak dan cermat dalam memperhitungkan untung rugi dan segala resiko. Kepentingan umum selalu menjadi pokok pertimbangannya.
Keempat. Bersifat Matanggwan, artinya terpercaya atau amanah. Ia mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjalankan apa yang sudah menjadi tugas yang dipercayakan kepadanya. Jika ia merasa melakukan kesalahan, ia siap menerima hukuman.
Kelima. Bersifat Satya Bhakti Aprabhu, artinya setia dan berbakti kepada negara. Jika mau, Gajah Mada bisa dengan mudah merebut mahkota dan menduduki singgasana Majapahit. Tapi itu tidak dilakukannya. Dia sesungguhnya memiliki kekuasaan dan pengaruh yang jauh lebih besar isbanding raja sendiri.