Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (17): Jaman Keemasan

26 Juni 2024   04:59 Diperbarui: 26 Juni 2024   05:00 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan terwujudnya persatuan, kerajaan-kerajaan di seluruh wilayah Nusantara bisa menjadi lebih menekankan perhatiannya kepada kerja sama dan gotong royong. Mengutamakan peningkatan kesejahteraan dan kemajuannya secara bersama-sama. Selain itu juga menjadi lebih kuat bilamana datang ancaman penjajah asing. Hubungan kerjasama ekonomi dan seni budaya yang saling menguntungkan terjalin dengan sangat baik.

Negarakretagama menyebutkan, bahwa kemasyuran Majapahit telah menarik banyak pedagang asing untuk datang. Di antaranya pedagang dari India, Khmer, Siam, Tiongkok, Arab dan Persia. Pajak khusus dikenakan pada orang asing, terutama yang menetap dalam jangka waktu lama dan melakukan pekerjaan khusus selain perdagangan internasional. Misalnya para pelajar yang hendak mencari ilmu. Majapahit memiliki pejabat khusus untuk mengurusi semua itu.

Wilayah Nusantara yang sebagian besar terdiri dari perairan, mendorong pemerintah memperkuat armada laut. Di bawah kepemimpinan Laksamana Nala, armada laut berhasil menjadikan Majapahit sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa dan disegani di Asia.

Armada laut yang paling modern di kala itu, yang berpatroli di dalam wilayah laut Nusantara demi melindungi kapal-kapal dagang yang melintas. Itu juga sekaligus membentengi kemungkinan serbuan dari bangsa asing.

Di masa kejayaan itu, ada sisi yang jarang sekali terungkap, yakni mengenai ramuan jampi-jampi. Jampi memiliki arti jamu dan juga bisa berarti mantra atau doa. Berbagai ramuan jampi sangat populer kemanjurannya hingga sampai diekspor ke mancanegara.

Majapahit memang terkenal memiliki banyak tabib, misalnya Ra Tancah, yang menjadi kepala tabib istana di masa Prabu Wijaya. Ra Tanca memiliki padepokan pertabiban di lingkungan kaum bangsawan.

Berbagai tanaman rempah-rempah yang berkhasiat untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan imunitas memang telah lama di budidayakan di rumah-rumah penduduk.

Sejarah mencatat bahwa jampi rempah-rempah pernah menempati posisi penting yang mengharumkan nama Nusantara. Begitu pentingnya rempah-rempah, sehingga ia menjadi komoditas utama yang ikut menentukan kondisi politik, ekonomi, serta sosial budaya dalam skala global. Nusantara menjadi pemasok utama dalam perdagangan dunia, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara.

Jalur perdagangan rempah memacuh berkembangnya beragam pengetahuan dan kebudayaan, yang bukan saja kelak menjadi warisan budaya Nusantara, namun juga menjadi warisan budaya bagi dunia. Membicarakan jampi bukan sekedar soal perilaku hidup sehat, namun lebih dari itu, yakni memori kolektif jampi-jampi yang mampu menumbuhkan kebanggaan dan rasa nasionalisme, serta memberikan pemaknaan penting tentang arti berbangsa.

Seiring dengan itu, pembudidayaan dan pengembangan rempah-rempah dan jampi dilakukan secara optimal, mencakup penggunaannya dalam industri kesehatan, kecantikan, kuliner, dan lainnya. Dengan demikian budaya jampi bisa meresap dalam benak masyarakat dan terlestarikan dengan baik dari generasi ke generasi.

Tabib dan jampi juga tercantum dalam berbagai prasasti, membuktikan bahwa pada masa itu masyarakat sudah sangat peduli dengan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun