Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (14): Mendaki Puncak Tertinggi

22 Juni 2024   08:27 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:28 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Ya, aku baik-baik saja, Guru!"

"Apa tadi yang menyerang kita?"

"Saya tidak tahu, Guru!"

Ki Gong dan gurunya berjalan saling mendekat, dengan sekujur tubuh meremang karena ngeri. Tanpa ada sedikit pun suara, namun bayangan itu telah berhasil merobohkan mereka, dan yang lebih mengagetkan, telah merampas kedua golok dari tangan mereka. Tanpa disadari sedikit pun. Keduanya semakin merinding, karena seperti sedang berhadapan dengan iblis. Sedetik berikutnya, tampak dua sosok bayangan memilih kabur secepatnya dari tempat itu.

Pagi telah tiba. Ketika cahaya itu sampai di hadapannya, dengan gesit ia menyingkap selimut dan bangun. Ia melirik Eyang Dhara di sebelahnya. "Sudah pagi, Eyang!"

Kakek tua itu pura-pura kaget dan menampakan seolah-olah semalam sangat nyenyak dalam tidurnya. "Eh, kamu selalu bangun duluan!"

"Eyang, semalam kita seperti didatangi dua orang penjahat!"

"Benarkah? Terus apa yang terjadi?"

"Saya tidak ingat!"

"Ah.., paling cuma mimpi!"

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun