Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (14): Mendaki Puncak Tertinggi

22 Juni 2024   08:27 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:28 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Ia tokoh yang paling revolusioner pada masa itu, yang mendatangkan banyak kekaguman baik dari kalangan kawan maupun lawan. Namanya melambung tinggi jauh melampaui nama para mahapati Majapahit sebelumnya.

***

"Sudah malam, tidurlah Japa!" kata Eyang Dhara mengakhiri cerita panjang tentang Majapahit.

Mereka berdua lalu menyiapkan alas tidur, tidak jauh dari bekas api unggun yang kini menyisakan bara. Eyang Dhara membaringkan tubuh, berselimut dengan selembar kain, dan siap menanti lelap.

Gelap telah melahap habis sisa-sisa cahaya, namun sepasang mata kecil yang bundar masih berusaha mencari setitik terang di antara tumpukan abu dan arang.

Kepakan sayap burung malam terbang menjauh ke arah selatan. Sayup-sayup celoteh aneka serangga sedikit mereda, membuat suasana berubah semakin sunyi.

"Apakah kamu belum tidur Japa?" tanya Eyang Dhara.

"Belum ngantuk, Eyang!"

"Kenapa?"

"Saya masih memikirkan cerita tentang Patih Gajah Mada!", jawab Japa Dananjaya, tatapan matanya kini menerawang jauh. "Saya ikut bangga mendengar prestasi beliau. Dari rakyat biasa sampai bisa mendaki puncak tertinggi, menjadi Mahapati Amangkubhumi!"

"Pelajaran apa yang bisa kamu petik?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun