Ia tokoh yang paling revolusioner pada masa itu, yang mendatangkan banyak kekaguman baik dari kalangan kawan maupun lawan. Namanya melambung tinggi jauh melampaui nama para mahapati Majapahit sebelumnya.
***
"Sudah malam, tidurlah Japa!" kata Eyang Dhara mengakhiri cerita panjang tentang Majapahit.
Mereka berdua lalu menyiapkan alas tidur, tidak jauh dari bekas api unggun yang kini menyisakan bara. Eyang Dhara membaringkan tubuh, berselimut dengan selembar kain, dan siap menanti lelap.
Gelap telah melahap habis sisa-sisa cahaya, namun sepasang mata kecil yang bundar masih berusaha mencari setitik terang di antara tumpukan abu dan arang.
Kepakan sayap burung malam terbang menjauh ke arah selatan. Sayup-sayup celoteh aneka serangga sedikit mereda, membuat suasana berubah semakin sunyi.
"Apakah kamu belum tidur Japa?" tanya Eyang Dhara.
"Belum ngantuk, Eyang!"
"Kenapa?"
"Saya masih memikirkan cerita tentang Patih Gajah Mada!", jawab Japa Dananjaya, tatapan matanya kini menerawang jauh. "Saya ikut bangga mendengar prestasi beliau. Dari rakyat biasa sampai bisa mendaki puncak tertinggi, menjadi Mahapati Amangkubhumi!"
"Pelajaran apa yang bisa kamu petik?"