Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (12): Tragedi Keluarga Istana

19 Juni 2024   08:08 Diperbarui: 19 Juni 2024   20:18 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keindahan suasana puri di malam itu dilengkapi bulan purnama, serta suara sayup-sayup gamelan yang terdengar dari pelataran pendopo agung. Sesekali suara tembang menyusup disela canda tawa para kerabat istana yang sedang berkumpul menikmati suasana padang bulan.

Udara terasa sejuk menyegarkan. Kelepak sayap kelelawar yang terbang kesana kemari mencari santapan malam mengurai keheningan. Sementara itu, sosok gagah perkasa, ditemani seorang pengawal, tampak sedang berjalan tenang menghampiri teras puri.

"Selamat malam!" ucap lelaki itu, "Hamba menghaturkan sembah sungkem, Ibu Suri!"

"Selamat malam. Silakan duduk Mada!" perintah Gayatri.

Gajah Mada duduk bersila di lantai, posisi menghadap Ibu Suri dan kedua dayang-dayang. Sesaat mereka semua terdiam, hanyut dalam indahnya suasana malam.

Tanpa sepengetahuan raja, diam-diam ibu suri mendekati Gajah Mada. Ia terpanggil untuk menempa dan membimbing sosok sudra misterius itu, sosok pemuda yang dikuasai oleh semangat kuat bergelora.

Hubungan yang tidak harmonis antara Gayatri dan Prabu Jayanagara kian meruncing, apalagi saat Jayanagara memaksakan kehendak untuk menikahi saudara, anak Gayatri dan Wijaya yang bernama Dyah Gitarja. Raja Jayanegara khawatir jika saudarinya itu kelak punya suami, dianggap bisa berpotensi membahayakan singgasananya.

Sementara, perlahan namun pasti, Gayatri dengan pendekatan kekeluargaan mulai berhasil menyusupkan doktrin ideologi ke dalam diri Gajah Mada. Apalagi prajurit perkasa itu adalah salah seorang kepercayaan raja.

"Maaf, ini sangat rahasia!" ujar Gayatri setelah mengadukan kegelisahannya kepada Gajah Mada, "Saya hanya percaya untuk menceritakan hal yang bisa menjadi malapetaka keluarga istana ini hanya kepadamu!"

Ini yang membuat Gajah Mada secara perlahan mulai kehilangan loyalitasnya terhadap Jayanegara. Apalagi kemudian Sang Prabu dianggap telah melanggar perundang-undangan kerajaan lantaran menggauli istri salah seorang pejabat.

"Perbuatan tersebut adalah hal yang sangat tercela, karena dalam kitab Kutaramanawardharmasastra dicantumkan bahwa hukumannya sangat berat!" pungkas Gayatri tegas. Dengan menggunakan pengaruhnya, ia mengajak Gajah Mada untuk berpikir cara menyingkirkan Prabu Jayanagara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun