Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar Sang Pendekar (11): Penyelamatan Rumit

17 Juni 2024   09:23 Diperbarui: 17 Juni 2024   09:33 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Tri Handoyo

Secara diam-diam, tepat tengah malam, Sang Prabu bersama keluarganya dan beberapa pengawal setia melarikan diri dari istana. Atas saran Gajah Mada, mereka harus menanggalkan semua pakaian dan atribut istana, kemudian mengganti dengan pakaian rakyat biasa.

Gajah Mada mempunyai rencana akan membawa rombongan untuk bersembunyi di daerah Bedander (Kabuh, Jombang). Di samping sangat mengenal wilayah itu dengan baik, ia juga memiliki kakek dan teman-teman masa remaja yang sangat setia. Sangatlah tepat untuk dijadikan tempat persembunyian yang aman.

Hanya lima belas orang Bhayangkara yang ikut dalam perlarian. Namun, tidak ada jaminan bahwa seluruh anggota pasukan Bhayangkara memihak raja. Hal ini tentu menyulitkan tindakan penyelamatan karena setiap saat, di mana saja, musuh dalam selimut bisa bertindak mencelakai Sang Prabu.

Ketika di tengah perjalanan menuju Bedander, ada seorang yang tampak membuntuti dari kejauhan. Meskipun ia sudah berusaha mati-matian untuk tidak terlihat mencolok, tapi Gajah Mada mengenalinya. Komandan berpangkat bekel itu kemudian berhasil menjebak di suatu tempat, dan langsung membunuh mata-mata tersebut.

Baru beberapa hari di Bedander, seorang prajurit meminta ijin untuk pulang. Karena gerak-geriknya mencurigakan dan dikhawatirkan ia nantinya akan membocorkan lokasi persembunyian, maka Gajah Mada melarangnya.

Prajurit itu rupanya pergi secara diam-diam, sehingga Gajah Mada yang sudah mengawasinya memergoki dan mengambil keputusan untuk membunuhnya pula. Hampir saja ia mengeluarkan air mata, karena kepiluan hati dalam menghabisi nyawa anak buahnya sendiri. Tapi bagi seorang prajurit, ia bersumpah bahwa keselamatan Sang Raja jauh lebih utama.

***

"Seseorang yang berhasil memiliki sesuatu yang sangat diidam-idamkannya," papar Mbah Wonokerto alias Mbah Bedander kepada murid-muridnya. Mereka sedang berkumpul di pelataran di bawah pohon rindang, "Entah itu berupa benda atau kedudukan, ia hanya akan merasakan kenikmatan sesaat. Kenikmatan itu pasti tidak akan bertahan lama!"

Prabu Jayanegara yang sedang istirahat di atas ranjang bambu, di dalam bilik sederhana dan tanpa perabotan, menyimak ucapan Mbah Wonokerto. Ia lantas mengubah posisinya agar bisa mendengar ceramah itu dengan lebih jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun