Nambi berusaha memaklumi. Ia berkata, "Raja Jayanegara masih terlalu muda untuk mengerti semua itu! Dia butuh banyak waktu untuk belajar!"
Halayudha sambil manggut-manggut kemudian menyarankan sebaiknya Nambi memperpanjang masa cutinya, agar bias meredahkan ketegangan hubungannya dengan Prabu Jayanegara.
Nambi menyadari hubungannya dengan raja belakangan kurang harmonis, sehingga ia setuju untuk memperpanjang cuti. "Sampaikan permohonan maaf saya karena belum bisa kembali ke istana Majapahit, masih banyak yang saya urus di sini!" Pikiran Nambi pun mulai terganggu oleh ucapan-ucapan Halayudha.
Rombongan Halayudha lalu kembali ke ibu kota. Akan tetapi dihadapan raja, ia menyampaikan berita sebaliknya bahwa Nambi menolak untuk segera kembali ke ibu kota.
Setelah lewat masa dua pekan lebih, Jayanegara kembali menemui Halayudha, "Apa ada kabar dari Lamajang?"
"Sama sekali belum ada, Baginda raja," jawab Halayudha, "Alasannya dulu memang menunggu masa berkabung usai!"
"Bukankah sudah lewat?"
"Betul. Ini berarti menandakan sikap melawan titah raja. Saya khawatir nampaknya ada sesuatu kenapa Nambi menolak untuk segera kembali ke Majapahit!"
"Apa sesuatu itu Paman?"
"Maaf Baginda, sebetulnya saya tidak sampai hati untuk menyampaikannya!"
"Sampaikanlah! Ada apa sebenarnya?"