"Terpaksa, Mas!"
Tidak tega juga mendegarnya. Pasti karena ada kebutuhan yang mendesak. "Kok gak dijual ke konter saja?"
"Konter gak mau kalau cuma hp saja, Mas! Pasti minta charger dan dus boxnya!"
"Ah masak? Kalau murah pasti mereka mau! Ibu gak rugi?"
"Terpaksa, Mas! Lebih baik rugi daripada anak-anak kelaparan!:
Sekali lagi perasaanku mulai berhasil diluluhkan. "Coba lihat dulu ya, Bu!"
"Iya silakan, Mas!" Ia mimilih duduk di atas pagar pembatas trotoar.
Aku bisa saja menolak, tapi gara-gara kalimat terakhir ditambah nada suara yang tampak begitu memelas, akhirnya aku segera keluarkan uang ratusan ribu yang hanya dua lembar. Lupa untuk lebih dulu memeriksa kondisi ponsel itu.
Jujur, disamping kasihan, juga karena menurutku ponsel itu sangat murah. Kalau aku jual ke konter, paling apes masih bisa dapat untung lima puluh sampai seratus ribu.
"Ibu mau bakso?"
"Tidak, trima kasih Mas."