Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Lipstik

20 Mei 2024   08:47 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:06 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Lho sudah turun?" tanya si ketua begitu melihat kami. "Sudah sampai puncak?"

"Cuma sampai sedikit di atas hutan cemara!" jawab Tejo. Ia selalu tampak paling aktif ketika bertemu orang. "Ya kami terpaksa turun karena menemukan seorang gadis yang ditinggalkan rombongannya!"

"Wah kalian cepat sekali jalannya! Sudah bisa nyusul kami!"

"Atau kalian yang memang sangat lambat!" Farid menimpali, "Citra yang perempuan saja mampu berjalan mengiringi kecepatan langkah kami!"

'Hah, kalau Citra sebetulnya kuat berjalan, kenapa ia tidak mencoba menyusul rombongannya?' pikirku sedikit heran. 'Barangkali dia butuhk teman perjalanan!"

Ketua pecinta alam itu belum menyadari ucapan Tejo dan Farid yang jelas menyindirnya. Kemudian malah menceritakan pengalaman perjalan eombongannya semalam. "Semalam kami mengalami peristiwa-peristiwa aneh. Sampai ada tiga orang yang pingsan. Makanya perjalanan kami sangat lambat!"

Aku mencari tempat duduk di dekatnya dan menurunkan ransel. "Apa kalain tidak mempersiapkan diri sebelum memutuskan naik? Sampai ada yang pingsan!"

"Aku sudah bertanya. Yang merasa tidak siap sebaiknya jangan ikut! Nah, akhirnya cuma ada tiga belas orang yang menyatakan siap!" Ia berhenti dan tampak tubuhnya sedikit bergidik, seperti merasakan suatu kengerian. "Yang pingsan itu bukan karena fisiknya gak kuat, tapi karena melihat penampakan makhluk halus!"

"Wah menarik!" Tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada bekas lipstick di bagian belakang ranselku. 'Sebuah kode rahasiakah?' batinku dengan dada berdebar-debar, karena tengah dilanda cinta. Aku mencari-cari Citra yang pasti sudah berbaur dengan kawan-kawannya. "Penampakan seperti apa?"

"Yang pertama, pingsan setelah melihat hantu perempuan. Sebelumnya ia suka bersiul-siul di sepanjang perjalanan, sambil menyorotkan cahaya center ke arah pepohonan di kiri-kanan jalan. Nah, di sebuah pohon dia melihat sosok perempuan berbaju butih berambut panjang yang melambaikan tangan ke arahnya. Tapi wajahnya hancur. Dia langsung pingsan!"

Tejo mengajukan pertanyaan, "Hah! Itu Kuntilanak! Apa cuma dia yang lihat?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun