Ketika menjelang tidur malam, di ujung diskusi itu Semar mengakhiri dengan nasehat singkat, "Kita harus memiliki sifat 'tadah, pradah, dan ora wegah'."
"Mohon dijabarkan maksudnya, Mo?" pinta ketiga putranya.
"Pertama tadah, artinya menerima. Doa kita hanyalah rasa syukur atas segala yang telah kita terima. Ciri orang yang sehat mentalnya pasti memiliki rasa syukur dalam hidupnya."
"Kedua pradah, artinya ikhlas memberikan apapun yang menjadi potensi kita kepada sesama, baik itu pengetahuan, tenaga, pikiran atau harta benda, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Sikap mental ini akan menstabilkan pikiran sehingga kita terhindar dari rasa frustasi atas harapan yang tidak sesuai dengan realitas."
"Ketiga ora wegah, artinya tidak pilih-pilih. Entah itu pekerjaan besar atau kecil, harus tetap dikerjakan dengan sepenuh hati. Totalitas."
"Kemudian yang terpenting, jangan pernah merepotkan Mahkamah Kayangan!" pungkas Semar tegas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H