Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Merepotkan MK

9 April 2024   21:28 Diperbarui: 18 Juni 2024   08:16 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

"Ketika kita berdoa minta diberi rejeki yang berlimpah," ujar Gareng di hadapan Romo Semar, "Akan tetapi sikap dan tindakan kita berlawanan dengan sebab-sebab yang membuat rejeki datang, misal bermalas-malasan, itu bagaimana, Mo?"

"Betara Guru pasti tetap akan mengabulkan mereka yang tekun berdoa," sela Petruk merasa yakin. "Betara Guru kan penuh welas asih!"

Semar berpaling ke Bagong, memberi kesempatan putra bungsunya itu untuk mengutarakan pendapatnya.

"Segala sesuatu yang terjadi," sahut Bagong akhirnya, "Pasti tidak akan mengabaikan rasa kepatutan dan kelayakan. Bukan begitu, Mo?"

"Alam semesta memang akan senantiasa menjaga keseimbangan kehidupan ini dengan cara seperti itu!" jawab Romo kalem, "Itu hukum alam. Jika sikap dan perbuatan kita bertolak belakang dengan doa-doa yang kita panjatkan, itu sama halnya dengan kita merepotkan dewata!"

"Berarti doa itu tidak akan dikabulkan ya, Mo?" Gareng menarik kesimpulan.

"Betul, Le! Jika doa kita tidak terkabul, mestinya kita harus dapat mawas diri. Intropeksi. Mungkin ada tindakan kita yang belum tepat. Bukan malah menuding dewa tidak adil!"

Semar, tokoh utama Punakawan itu hanyalah sosok figuran dalam kisah Mahabarata. Ketiga puteranya, Petruk, Gareng dan Bagong, malah semakin tidak penting dan hanya sekedar numpang lewat.

Akan tetapi, Semar sebetulnya memiliki posisi lebih tinggi ketimbang para dewa lainnya. Keikhlasannya dalam pengabdian telah membuatnya berhasil mencapai puncak tertinggi kayangan, namun kemudian ia turun kembali ke bumi demi menyampaikan pengetahuannya kepada umat manusia.

Sementara dewa lainnya berhenti pada level manunggaling kawula Gusti Sang Hyang Tunggal, 'jumeneng' di kayangan dan menganggap itu sebagai tingkatan tertinggi.

Semar rela berperan tidak menonjol meskipun ia memiliki posisi tinggi. Ciri karakter yang dimilikinya adalah jujur, sabar, bijaksana, berpengetahuan luas dan dalam, serta jenaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun