Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Keras Pangkal Cerdas

31 Maret 2024   06:24 Diperbarui: 13 Juli 2024   04:42 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Tri Handoyo

Bocah Athena yang malang itu lahir pada periode Hellenistik. Tepatnya pada tahun 384 SM, tahun pertama Olympiade ke 99. Sebetulnya ia lahir dari keluarga yang cukup berada dan memperoleh pendidikan yang mapan. Akan tetapi pada saat berumur tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia, dan kemudian walinya mencuri semua harta warisannya.

Konon nilai harta warisan itu setara dengan gaji standar seorang pegawai selama 220 tahun, atau jika dikonversi saat ini setara dengan dua belas juta dolar.

Di depan ibunya, bocah itu berjanji kelak akan merebut kembali warisan yang menjadi hak mereka itu. Janda yang tak berdaya itu hanya mampu memeluk buah hatinya.

Sambil berlinangan air mata ia berkata lirih, "Nak, agar dapat menang di pengadilan, kamu harus bisa berpidato dengan sangat bagus!"

Si ibu menyadari betul bahwa bocah kecil dalam pelukannya itu memiliki keterbatasan serius dalam berbicara, ucapannnya sulit dimengerti lantaran cadel.

Meskipun demikian, anak yatim itu bertekad akan belajar keras agar kelak bisa berbicara dengan benar dan lancar.

Jangan bahas soal penderitaan di depan seorang anak yatim. Manakala sebagaian besar anak-anak berburu kenikmatan, anak yatim asyik tenggelam dalam keheningan panjang.

Ia tekun belajar dalam penderitaan yang tersunyi. Tak pernah ijinkan air matanya tumpah di depan orang. Tak pernah mengumbar derita di depan manusia.

Dikisahkan ia punya ide mengulum kerikil kecil di mulutnya saat berlatih mengucapkan kata-kata secara jelas. Ia juga kerap berteriak-teriak menirukan pidato di antara debur ombak di pantai berbatu karang. Ia lakukan itu hingga berjam-jam lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun