Oleh: Tri Handoyo
Seekor anak ulat bertanya kepada bundanya yang telah menjadi kupu-kupu, "Bunda, apakah agama itu? Aku dengar manusia berteriak-teriak bela agama?"
Sambil berayun-ayun di pucuk pohon cinta, si bunda menjawab, "Nak, agama itu amal perbuatan. Agama akan terlahir dalam wujud perilaku dan tutur kata. Bila manusia baik agamanya, maka akan baik pula perilaku dan tutur katanya. Itulah yang disebut akhlak."
"Kalau agama itu sama dengan akhlak, berarti membela agama itu maksudnya membela akhlak ya?"
"Betul, Nak! Membela agama itu artinya berusaha menjadi manusia yang berakhlak mulia. Agama itu ajaran kebaikan. Jadi membela agama itu artinya berusaha menjadi orang baik. Agama itu ajaran cinta. Jadi membela agama itu artinya berusaha menjadi seorang pecinta. Oleh karena itu kehidupan orang yang beragama akan penuh dengan cinta!"
Ulat muda sambil mengangguk-angguk mencoba mengingat sesuatu. Kemudian pertanyaan kembali terlontar dari mulutnya yang mungil, "Tapi, Bun, kenapa manusia yang berteriak-teriak membela agama itu mengeluarkan tutur kata yang buruk seperti mencaci-maki, menghina, menghujat, memaksakan kehendak dan melancarkan ancaman-ancaman?"
"Berarti mereka tidak membela agama, Nak?" jawab bunda kupu-kupu lirih.
Sambil masih mengunyah daun muda, si bocah ulat kembali bertanya, "Jadi apa sebetulnya yang mereka bela?"
Di pucuk pohon cinta, ulat muda termangu menunggu bunda kupu-kupu yang tiba-tiba membisu.
"Apa bunda?"