Mohon tunggu...
Lindawati
Lindawati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Setiap orang unik, Setiap orang istimewa, Setiap orang berharga, Jadilah diri sendiri :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Anak yang Pencemas, Bagaimana Orangtua Menyikapinya?

31 Agustus 2020   08:55 Diperbarui: 31 Agustus 2020   12:38 2340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, Mendukung anak mengekspresikan perasaan secara terbuka. Orangtua dapat memberikan pertanyaan "Apa perasaanmu ketika ......?". Emosi yang diekspresikan dapat menghambat perasaan takut atau khawatir yang tak terucapkan.

Pada contoh Momo, ia kesulitan mengekspresikan emosi cemas yang dirasakan. Ia belum terbiasa menyampaikan perasaannya terhadap orangtua. Saat anak mengungkapkan perasaan, sebaiknya orangtua menerima perasaan tersebut (tidak mengkritik atau menyalahkan anak).

Contoh: "Mama mengerti Moni takut dengan anjing Mimi yang besar itu."

Keempat, menyediakan waktu berdiskusi dengan anak. Dengan berdiskusi, orangtua dapat mengetahui apakah asumsi anak masuk akal atau tidak.

Apabila asumsi anak kurang masuk akal, orangtua dapat memberikan masukan secara positif sehingga anak juga menerimanya dengan positif.

Kelima, untuk anak yang sulit mengungkapkan diri, orangtua dapat menggunakan alat bantu seperti permainan yang dikombinasi dengan pertanyaan terbuka "Bagaimana perasaan murid-murid saat guru marah di kelas?" Membaca buku cerita yang menggambarkan emosi cemas, takut, atau khawatir juga dapat digunakan orangtua. Setelah membaca, anak diminta menceritakan pengalaman yang serupa. 

Keenam, mengucapkan kata-kata positif dan latihan relaksasi sederhana. Ketika anak merasa gelisah menjelang ujian, orangtua dapat membimbing anak melatih pernapasan seperti menarik napas perlahan selama 3 hitungan dan mengeluarkan selama 3 hitungan.

Orangtua juga menenangkan anak dengan kata-kata "Tenang dan relaks". Anak dapat diminta untuk mengucapkan kata tersebut secara berulang sehingga mampu menenangkan dirinya.

Ketujuh, saat anak merasa tegang (mis. hari pertama masuk sekolah), orangtua dapat mengajak anak melakukan aktivitas yang menyenangkan.

Contoh: mendengarkan musik, menggambar, atau bermain plastisin dalam perjalanan ke sekolah

Kedelapan, menciptakan suasana yang aman, positif, dan optimis di lingkungan rumah. Orangtua dapat memberikan pemahaman bahwa anak mampu menghadapi dan melewati situasi dan perasaan yang dialami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun