Mohon tunggu...
tri damayanti
tri damayanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

14 Februari 2024   20:51 Diperbarui: 14 Februari 2024   20:57 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya Tri Damayanti, S.Pd.SD Calon Guru Peggerak Angkatan 9 Kabupaten Pesawaran Provinsi lampung. Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelumnya saya kutipkan kalimat bijak berikut ini untuk menjadikan renungan bagi kita bersama.

" Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik " (Bob Talbert)

1. Menurut saya sebagai seorang pendidik, mengajarkan ilmu pengetahuan itu penting tetapi sebagai pendidik juga diharapkan dapat menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat pada diri murid sehingga dapat memperbaiki tingkah lakunya agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai anggota masyarakat. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan agar dapat membedakan yang benar dan salah dan membuat keputusan yang bertanggung jawab.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan mencakup berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli, yang semuanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Apapun prinsip yang kita anut, tetap harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Dengan merujuk pada prinsip dan nilai-nilai kebajikan kita dapat mengambil keputusan yang lebih adil, bijaksana, dan berpihak pada murid, supaya dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangat berkontribusi pada proses pembelajaran murid dan juga akan mengambil keputusan untuk menciptakan sekolah yang menjadi institusi moral bagi murid dan warga sekolah lainnya. Karena sebagai Pemimpin pembelajaran setiap tingkah lakunya merupakan teladan bagi muridnya dan akan menjadi contoh bagi perilaku murid.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan diatas menyadarkan kita bahwa pendidikan memiliki peran besar dalam mengembangkan keterampilan dan kecakapan perilaku pada diri murid supaya memiliki kecakapan sosial serta memiliki prilaku yang baik Dengan menjunjung etika, perilaku seseorang akan selaras dengan norma, nilai, dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, dengan berperilaku etis sesuai dengan etika dalam pendidikan, proses pembelajaran dan pengambilan keputusan akan menjadi lebih terarah.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara mengusung Pratap Triloka dalam pendidikan sebagai sistem among, yaitu ing ngarsa sung tuladha, artinya seorang guru menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, artinya guru menjalin komunikasi yang baik diantara muridnya. Tut wuri handayani, yaitu guru selalu memotivasi serta mendorong muridnya berkembang sesuai potensinya.

Sebagai seorang guru kita harus menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menjadi perhatian dan panutan bagi murid. Guru akan menjadi model bagi perilaku murid dan keseluruhan sikap mental mereka. Kita harus akui bahwa potensi yang dimiliki oleh anak sangat beragam. Oleh sebab itu menurut pendapat saya, seorang guru harus objektif menilai seorang anak, dan proporsional dalam memberikan perlakuan dan perhatian, serta adil dalam memberikan kasih sayang untuk murid. Guru harus mampu membuat keputusan yang berdasarkan emosional dan atas dasar like or dislike. Dalam konteks ini kita dapat menerapkan model ataupun medote 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Cara pandang seorang guru sangat mempengaruhi penilaian dia terhadap apa yang dilihatnya, hingga pada penilaian dan pengambilan keputusan akhir. Dari cara pandang atau paradigma sebetulnya membentuk tatatan nilai-nilai yang diyakini sebagai sebuah kebenaran.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri akan menentukan cara pandang terhadap situasi atau masalah, prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, penulis mengenal ada tiga prinsip yang dapat dimbil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan tentunya berkaitan dengan nilai- nilai yang tertanam dalam diri.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan terbimbing yang saya lakukan bersama fasilitator dan pengajar praktik selama mengikuti Pendidikan guru penggerak telah memberikan pengaruh besar terhadap pola pengambilan keputusan yang saya ambil. Kegiatan pembimbingan tersebut telah membantu saya untuk melihat kembali dan melakukan evaluasi bagaimana keputusan-keputusan yang pernah saya buat.

Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini, penulis diberikan panduan berupa 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu akan membuat suatu keputusan semakin tajam dan matang. Sehingga saat menentukan suatu permasalahan, dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching, akhirnya dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sebagai seorang guru, aspek sosial emosional yang kita miliki akan sangat berpengaruh terhadap hasil keputusan, terutama yang menyangkut masalah dilema etika. Untuk itu, seorang guru harus dalam kesadaran penuh dalam menyikapi suatu masalah dan saat harus mengambil suatu keputusan. Sebagimana kita ketahui lima unsur Kompetensi Sosial Emosional (KSE) Guru Penggerak dapat diterapkan pada proses pembelajaran yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri (manajemen diri), kesadaran sosial, kemudian keterampilan berelasi serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Jika ada kasus yang berkaitan dengan masalah moral atau etika, seorang pendidik harus berlandaskan atau berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang diyakininya. Guru dapat menanamkan nilai inovatif, kolaboratif, dan mandiri dalam dirinya untuk melahirkan sebuah kebijakan dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui nilai-nilai tersebut seorang guru akan terbentuk menjadi pemimpin pembelajaran yang sesungguhnya atau orisiniltas pendididik yang memiliki jati diri yang mengedepankan moralitas dan etika.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya harus dilakukan dengan berdasarkan pada fakta yang otentik, logis, objektif, dan memenuhi aspek keuntungan semua pihak yang terlibat dan dilibatkan. Pengambilan keputusan yang tepat harus melalui paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan agar hasil akhirnya berdampak kepada lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan demikian keputusan tersebut akan memberikan dampak positif dalam lingkungan sekolah, dapat menciptakan suasana yang kondusif dan damai, serta pada akhirnya akan tercipta rasa aman dan melahirkan kenyamanan bagi seluruh warga sekolah, peserta didik, dan pihak lainnya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Kasus dilema etika tentunya memberikan tantangan kepada seorang pemimpin sebagai pengambil keputusan karena beberapa pilihan tentunya harus berhadapan dengan beberapa pihak. Hasil keputusan dari dilemma etika kadang menimbulkan pro dan kontra yang merupakan tantangan yang harus dihadapi. Ketika sebuah keputusan yang kita ambil itu merupakan bagian dari perintah atasan misalnya Kepala Sekolah. Perubahan paradigma tersebut kemudian tercipta lewat penjelasan yang lebih arif kepada kepala sekolah agar dalam membuat keputusan sejatinya adalah untuk meningkatkan partisipasi warga sekolah dalam mendukung pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang dibuat oleh seorang guru akan memberi pengaruh terhadap pengajaran murid-murid atau peserta didik. Pengaruh tersebut bisa positif dan dapat pula negatif. Saat kita sebagai guru mengambil keputusan dalam hal pembelajaran kepada murid, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang kita laksanakan. Pendekatan pembelajaran diferensiasi dan Kompetensi sosial emosional (KSE) dapat menjadi alternatif pertama yang menciptakan merdeka belajar peserta didik.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru mengambil keputusan untuk melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan siswa, maka siswa bisa berkembang secara optimal. Potensi siswa yang berkembang tersebut bisa menjadi bekal bagi siswa tersebut dalam menghadapi persoalan di masa depan. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik adalah Modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin adalah membantu kita memahami pentingnya integritas dan etika dalam proses pengambilan keputusan. Seorang pemimpin harus memperhatikan paradigma dan prinsip pengambilan keputusan, serta keputusan diambil melalui sembilan tahap pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin menjadi titik akhir dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan filosofi pendidikan. Dengan pengambilan keputusan yang bijaksana, berorientasi pada etika, dan berpusat pada siswa, pemimpin pendidikan dapat berkontribusi positif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan dan kesuksesan murid.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika dan dilema moral adalah dua konsep terkait dalam konteks pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam lingkup dan aspek-aspek tertentu. Dilema moral adalah cenderung lebih spesifik dan berfokus pada situasi atau tindakan tertentu yang melibatkan pertimbangan nilai-nilai moral. Sedangkan dilema etika adalah memiliki cakupan yang lebih luas. Ini mencakup pertimbangan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan norma-norma moral yang lebih umum, dan seringkali melibatkan pertimbangan etika yang lebih abstrak atau konsep-konsep seperti keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia.

Ada 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu; 1) individu lawan kelompok (individual vs community). Paradigma ini lebih menekankan peran individu, sementara yang lain lebih menekankan peran kelompok dalam proses pengambilan keputusan; 2) rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy). Pengambilan keputusan yang rasional akan mempertimbangkan fakta dan data secara objektif untuk mencapai hasil yang adil dan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan; 3) kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty). Dalam paradigma ini, penekanan utama adalah pada mencari kebenaran dan mengambil keputusan berdasarkan fakta dan data yang tersedia; 4) angka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dalam paradigma ini, pengambilan keputusan cenderung didasarkan pada analisis objektif data dan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal.

Terdapat Sembilan langkah pengambilan pengujian keputusan dalam dilemma etika yaitu (1) mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tertentu, (2) menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut, (3) mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut, (4) melakukan pengujian benar atau salah, (5) melakukan pengujian paradigma benar dan benar, (6) melakukan prinsip resolusi, (7) investigasi Opsi Trilema, (8) membuat keputusan, dan (9) melihat kembali keputusan itu, lalu refleksikan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema yaitu permasalahan tentang siswa yang berbuat kesalahan namun kesalahan yang ia lakukan disebabkan oleh ketidaktahuannya terhadap apa yang tidak boleh dilakukan. Ketika itu saya memberikan hukuman sebagaimana siswa lain yang melakukan kesalahan yang sama tetapi dilakukan secara sadar, namun sebenarnya saya merasa tidak nyaman dalam atas keputusan tersebut karena bertentangan dengan hati nurani saya. Setelah saya mempelajari modul ini saya mulai mengetahui dan menyadari keputusan yang pernah saya lakukan pada kasus tersebut adalah salah. Untuk saat ini dalam pengambilan keputusan saya mulai melakukan pendekatan pengelolaan kelas dan proses pembelajaran .

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini yaitu sebelumnya saya cenderung memandang bahwa pengambilan keputusan adalah berada ditangan atasan saya seperti kepala sekolah. Adapun saya sebagai guru hanyalah pelaksana dari keputusan yang telah dibuat oleh pimpinan sekolah, dan guru tidak banyak terlibat dalam proses tersebut. Namun ternyata setelah saya mempelajari modul ini secara lebih serius, apalagi dengan bimbingan pengajar praktik dan fasilitator yang sangat bagus telah merubah cara pandang saya dan memiliki paradigma baru dalam pengambilan keputusan. Sekarang saya bisa mengaplikasikan paradigma, prinsip-prinsip, dan 9 langkah dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari topik modul ini sangat penting karena sebagai individu karena dalam kehidupan ini kita sering dihadapkan berbagai permasalahan dan kita dituntut mengambil suatu keputusan yang terbaik bagi diri kita. Sebagai seorang pemimpin, topik ini juga sangat penting karena bisa menjadi pedoman saat saya harus membuat suatu keputusan yang dalam hal ini keputusan tersebut tidak hanya menyangkut diri saya pribadi, tetapi menyangkut kepentingan orang banyak.. Materi pada modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dapat membantu kita memahami pentingnya integritas dan etika dalam proses pengambilan keputusan itu sendiri seperti nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab yang ditekankan sebagaimana dipelajari pada modul-modul sebelumnya, terutama dalam filosofi Ki Hajar Dewantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun