"Satu menit lagi" desis Letkol Haryono tajam mengingatkan, batas waktu yang diberikan tinggal separuh.
Bintik-bintik keringat mulai muncul di dahi Perwira Mesin. Hidupnya seakan-akan tergantung pada satu menit yang akan datang. Terus atau tidak? Begitu juga dengan yang lainnya. Hati mereka setegang kawat baja.
"Tiga puluh detik lagi," sekali lagi terdengar desisan Letkol Haryono. Sekarang Komandan yang tidak tergoyahkan itu, melirik arloji di tangan kirinya.
"Dua puluh lima detik. Tidak ada perpanjangan waktu untuk tindakan kurang ajar ini."
Bintik-bintik keringat di dahi semua orang semakin banyak. Dengung mesin KRI Nagasasra yang mendesing bertenaga seakan-akan menambah suasana tegang.
"Sepuluh detik."
Tangan Perwira Mesin terkepal erat-erat.
"Sembilan ... delapan ... tujuh ...."
Ketegangan benar-benar merayap sampai ke puncak.
"Empat ... tiga ... dua ... sa ...."
"Komandan", potong Perwira Mesin lemah. "Kami menyerah."