"Benar tidak kata saya," kata kepala stasiun pada pak Karjo sambil mengacungkan kunci pada pak Karjo. "Ini pak dan sekarang kita buka saja. Atau barangkali pak Karjo ingin membukanya sendirian di rumah?"
"Tidak pak! Saya ingin membukanya di depan bapak! Saya tidak ingin di kemudian hari dituduh sebagai pencuri."
Kepala stasiun tersenyum lebar.
"Baik, ayo kita buka!"
Kedua orang ini dengan langkah lebar kembali ke kantor.
"Ayo buka pak," kata kepala stasiun mendesak, melihat pak Karjo sedikit ragu dan tertegun di depan kopor yang menggeletak tenang itu.
"Baik pak," katanya dengan suara bergetar.
Kemudian seperti tanpa banyak pikir lagi, klik kunci sebelah kiri terbuka. Sesaat kemudian, klik yang kedua dan kunci sebelah kanan menyusul terbuka. Tindakan selanjutnya dengan tangan masih tetap bergetar pak Karjo perlahan-lahan mengangkat tutup kopor itu. Pak Karjo ternganga, sedangkan kepala stasiun tetap tersenyum-senyum aneh.
Pak Karjo memang pantas ternganga, karena kopor itu hanya berisi selembar surat pengangkatan, dan beberapa buah seragam pegawai negeri dalam lingkungan Jawatan Kereta Api.
"Selamat, pak Karjo," kata kepala stasiun beberapa saat kemudian.
Pak Karjo tetap tidak bereaksi.