Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Kopor Misterius

4 Maret 2021   12:16 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:23 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau pulang pak!" sapa pak Karjo sambil bangkit dari posisinya.

"Eh ya," balas kepala stasiun. "Bagaimana dengan pak Karjo? Masih ingin tidur-tiduran di sini?"

"Ya, pak!"

Kepala stasiun tersenyum. "Pamit dulu pak," katanya kemudian, "setengah jam lagi saya akan kembali!"

Pak Karjo mengangguk. Diperhatikannya langkah kepala stasiun perlahan-lahan menghilang di balik pintu keluar stasiun. Orang yang bahagia, desis pak Karjo kemudian. Sebelum berbaring kembali, sekali lagi pak Karjo melirik kopor hitam yang belum diketahui pemiliknya itu. Sungguh sembrono orang ini, kata pak Karjo dalam hati, bagaimana seandainya dia tidak ada di sini, bukankah orang lain dengan mudah mengambilnya? Berkali-kali pak Karjo menggelengkan kepala karena kesembronoan orang itu.

Pak Karjo baru terbangun dari tidurnya ketika lonceng stasiun mendentangkan bunyinya yang khas. Sedikit nanar  pak Karjo melihat ke sana ke mari tetapi pelataran dan ruang tunggu tetap sunyi seperti tadi. Kantor kepala stasiun dilihatnya juga masih sepi tetapi pak Karjo yakin kepala stasiun ada di dalam. Kalau tidak sedang menulis tentu sedang membaca buku!

Ketika pak Karjo melirik ke belakang, ke bawah deretan bangku nomer tiga, kopor hitam masih tergeletak di sana. Agak lama juga pak Karjo memperhatikan kopor hitam sambil perlahan-lahan mengembalikan kesadarannya. Setelah kesadarannya pulih, pak Karjo bangkit dari duduk, menggeliat sebentar lalu menuju ke deretan bangku nomor tiga di belakangnya.

Sesampainya di depan kopor hitam itu, pak Karjo membungkukkan badan, dan tanpa ragu-ragu diangkatnya kopor yang tergeletak mendatar itu. Tidak begitu berat, pikirnya.

Kopor hitam itu kopor yang cukup mahal. Luarnya masih mengkilat dan masih baru. Dipegangannya ada label cukup besar tergantung pada benang. Untuk menulis pak Karjo memang tidak begitu becus tetapi membaca sedikit-sedikit dia bisa. Diambilnya label itu dan tulisan di atasnya ternyata mengejutkan dirinya.

Tulisan itu ditulis dengan huruf balok yang jelas sekali.

SIAPA SAJA PENEMU TAS INI DIALAH PEMILIKNYA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun