Hermawan membuka pintu dan dengan sigap dia menghilang keluar. Sedangkan tuan Santika, dengan mata masih keheran-heranan menuju ke mesin fotokopi. Dia membuka tutup mesin fotokopi, dan dokumen itu masih berada disana.
Sampai lama tuan Santika menatap kertas yang sangat penting itu, sementara pikirannya, membayangkan sejumlah uang yang dibawa Hermawan. Betapa tololnya aku, maki tuan Santika berkali-kali pada dirinya sendiri. (R-SDA-19022021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!