Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Masa Depan: Planet Bumi Kedua

12 Desember 2020   16:46 Diperbarui: 12 Desember 2020   16:53 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.artmajeur.com/en/joxa-vi/artworks/13395446/mother-earth

Planet Bumi Kedua
Tri Budhi Sastrio

Manusia memang ditakdirkan sebagai mahluk
Tak kenal puas dan penuh dengan angan-angan.
Ketika bumi pertama dianugerahkan pada mereka
Mereka justru ingin menemukan bumi yang kedua.

          Empat tahun telah berlalu sejak proyek yang mengejutkan itu dimulai. Waktu tepatnya adalah empat tahun tiga hari dua jam tiga menit empat belas detik. Proyek ini dikatakan mengejutkan karena baru untuk pertama kalinya semua negara yang ada di bumi berpartisipasi. Dua ratus sepuluh negara yang resmi menjadi anggota PBB dan lima negara yang tidak menjadi anggota PBB ikut serta bahu membahu berperan serta, termasuk membiayai proyek yang sangat ambisius itu. Proyek ini dikenal dengan nama SEQP-UN1-215. Diberi kode UN1-215 karena memang dilaksanakan di bawah koordinasi PBB atau United Nations dan  mendapat kode 1 karena ini memang proyek yang pertama. Sedangkan angka 215 dicantumkan karena proyek perdana badan dunia ini benar-benar diikuti dan didukung oleh seluruh negara yang ada di bumi yang jumlahnya tepat 215. Sedangkan inisial SEQP adalah singkatan dari Second Earth Quest Program.

          Jutaan data dikirim ke bumi oleh pesawat tak berawak paling mutakhir itu selama empat tahun terakhir. Dengan kemampuan terbang 300 kali kecepatan cahaya dan daya jelajah tak terbatas, pesawat tak berawak ini telah melintasi jarak yang sulit dibayangkan tetapi sejauh itu semua laporan yang masuk tidak atau belum mengkonfirmasikan bahwa misi utama pesawat ini memberi tanda-tanda  berhasil. Planet demi planet yang dijelajahi di lebih dari tiga galaksi tidak menunjukkan komposisi yang mendekati sama dengan bumi.

          Para ilmuwan bumi sejauh ini tetap yakin bahwa hanya pada lingkungan yang berkomposisi mendekati komposisi planet bumi, kehidupan seperti yang dimiliki ras manusia kemungkinan besar dapat ditemukan. Lain dari itu mereka yakin bahwa ras manusia tidak akan mampu bertahan. Karena keyakinan seperti ini, fokus perhatian para ilmuwan yang menangani  SEQP-UN1-215 lebih tertuju pada komposisi materi planet yang dilaporkan.

          Lebih dari 3 miliar laporan yang berasal dari planet-planet yang berlokasi di tiga galaksi, yang sejauh ini telah dianalisas dengan seksama, ternyata tidak memberikan harapan yang menggembirakan. Air dan oksigen, dua elemen dasar penentu keberadaan umat manusia di Bumi, tidak ditemukan dalam bentuknya yang stabil di planet-planet yang diteliti oleh SEQP-UN1-215. Unsur-unsur pembentuknya memang banyak ditemukan, tetapi semuanya berada dalam keadaan tidak stabil dan terurai. Kesimpulannya? Mustahil mahluk seperti manusia hidup di permukaan planet seperti itu.

          Keadaan rutin yang membosankan para ilmuwan yang bertugas di stasiun pengendali bumi mungkin akan terus berlangsung kalau saja tidak masuk data yang agak berbeda dari SEQP-UN1-215. Data yang agak berbeda ini ditambah dengan sinyal tanda kerusakan.

          "Kita analisis lebih dulu sinyal kerusakannya," koordinator stasiun pengendali bumi yang bertugas ketika itu akhirnya mengambil keputusan. Tanpa disadari ketegangan di ruangan yang sangat luas itu  meningkat tajam. Sementara itu, seluruh pejabat tinggi, sipil dan militer, yang berhubungan dan berkepentingan dengan proyek ini, langsung dikontak dan diberi informasi terakhir dari SEQP-UN1-215. Beberapa dari mereka, seperti Kepala Divisi Penelitian PBB, Menteri Pertahanan USA sebagai pihak tuan rumah tempat stasiun pengendali bumi ditempatkan, Kepala proyek SEQP-UN1-215 yang sedang tidak bertugas, bergegas dijemput dengan mobil khusus. Mereka harus segera berada di ruang pengendali untuk mengambil alih penanganan masalah. Ada banyak keputusan penting yang harus diambil.

          "Bisakah kita dapatkan hasilnya dalam waktu semenit?" tanya koordinator pada wanita cantik berkacamata yang duduk beberapa langkah darinya. Mata wanita cantik itu terpaku ke layar komputer, sama seperti berpuluh pasang lainnya.

          "Dua menit," jawabnya singkat tanpa sedetik pun menoleh dari layar komputernya. Bibirnya yang merah ranum sebentar digigit sebentar dibiarkan akan membuka. Kesan sensual tidak terhindarkan mempengaruhi sang koordinator.

          "Berapa lama Kepala Divisi akan sampai kemari?" sekarang  koordinator bertanya pada laki-laki yang duduk di sebelah kiri mejanya. Laki-laki ini juga berkaca mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun