Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jelajah Lereng Gunung Semeru, Mengamati Sang Garuda

26 Desember 2024   05:46 Diperbarui: 26 Desember 2024   06:52 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elang Jawa dan anknya di Resort Darungan TN Bromo Tengger Semeru (Photo: Hoirul Ismy-BTN BTS)

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies burung pemangsa endemik Indonesia yang menjadi simbol penting konservasi karena statusnya yang terancam punah.

Burung ini sering disebut sebagai "Garuda" yang menjadi lambang negara Indonesia, menjadikannya spesies yang tidak hanya memiliki nilai ekologi tetapi juga nilai budaya yang tinggi.

Resort Ranu Darungan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu lokasi strategis untuk pengamatan Elang Jawa, berkat habitat alaminya yang mendukung keberlangsungan hidup spesies ini.

Kali ini Penulis berkesempatan menjelajahi hutan di Resort Darungan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk melihat langsung habitat dan keberadaan elang jawa. Arealnya merupakan lereng Gunung Semeru bagian selatan.

Lokasi ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor atau mobil dari Kota Malang maupun dari Kota Lumajang. Namun kali ini Penulis memulai perjalanannya dari Malang yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam sampai di Kantor Resort Darungan.

Perjalanan menuju lokasi pengamatan tidak hanya menawarkan pengalaman menikmati keindahan alam, tetapi juga kesempatan untuk mengamati flora dan fauna lain yang ada di kawasan tersebut.

Bersama dengan staf taman nasional kami memulai perjalanan pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB menggunakan kendaraan trail menyusuri jalan perkampungan dan lahan penduduk.

Selanjutnya masuk ke dalam areal perhutani sebagai bufferzone taman nasional. Jalan setapak mulai menanjak mengarah ke puncak. Kali ini mengendarai motor perlu ekstra hati-hati karena jalan setapak juga menjadi jalan air saat msim hujan dan membuat alur-alur yang bisa membuat roda motor tergelincir.

Hingga sampai titik terakhir jalur dapat dijangkai menggunakan motor, di depan kami ada alur aliran lahar gunung Semeru. Dari titik ini adalah juga merupakan spot yang baik untuk pengamatan elang jawa.

Beberapa saat menunggu, sayup-sayup terdengan suara elang jawa di arah puncak. Tak beberapa lama di kejauhan seekor elang jawa melayang dan berputar di atas pepohonan tinggi. Nampak mereka sedang berburu mangsa dengan melayang memanfaatkan turbulensi suhu panas di udara.

Perjalanan menuju sarwang elang jawa melalui alur aliran lahar Gunung Semeru (Photo: Tri Atmoko)
Perjalanan menuju sarwang elang jawa melalui alur aliran lahar Gunung Semeru (Photo: Tri Atmoko)

Perjalanan selanjutnya adalah menuju titik lokasi pohon sarang elang jawa. Kali ini kami harus menuruni alur aliran lahar yang cukup curam menuju dasar, selanjutnya menyusuri aliran lahar yang berpasir ke arah puncak.

Tak lama kami pun harus mendaki tebing untuk mencapai batas dengan hutan alam. Perjalanan selanjutnya menyusuri hutan, meskipun tidak terlalu berat namun track tetap menanjak menuju puncak.

Beberapa kali kami pun perlu istirahat untuk sekedar menghela nafas dan sejenak menyiapkan energi kembali.

Hingga akhirnya kami sampai di dekat pohon bendo (Artocarpus sp) yang merupakan pohon sarang dari elang jawa.

Pohon dengan diameter sekitar 90 cm tinggi menjulang dengan percabangan yang besar di ketinggian sekitar 18 m. Suara elang jawa masih terdengar dengan nyaring di angkasa.

Kondisi pohon sarang elang jawa pada Pohon Bayur (Photo: Tri Atmoko)
Kondisi pohon sarang elang jawa pada Pohon Bayur (Photo: Tri Atmoko)

Elang Jawa merupakan spesies yang sangat bergantung pada hutan primer dengan pohon-pohon besar untuk bersarang. Mereka berburu berbagai jenis mangsa, termasuk burung, reptil, dan mamalia kecil.

Habitat di Resort Ranu Darungan menawarkan kondisi ideal dengan tutupan hutan yang masih terjaga, serta ketersediaan sumber makanan yang melimpah.

Dengan jarak sekitar 10 meter dari pohon sarang yang memiliki tinggi hampir sama dengan pohon sarang elang jawa, di situlah rumah pohon dibuat sebagai lokasi untuk melakukan pengamatan elang jawa.

Pengamatan perilaku, interaksi sosial, dan aktivitas sarang Elang Jawa di area ini memberikan wawasan penting tentang ekologi spesies ini. Selain itu pengamatan juga sebagai Upaya untuk monitoring perkembangan dan reproduksinya.

Untuk mencapai rumah pohon pengamatan elang jawa harus menaiki tangga tali terlebih dahulu (Photo: Tri Atmoko)
Untuk mencapai rumah pohon pengamatan elang jawa harus menaiki tangga tali terlebih dahulu (Photo: Tri Atmoko)

Rumah pohon dibuat sebagai platform pengamatan yang dirancang untuk menempatkan peralatan seperti teropong, kamera, dan tripod. Di rumah pohon tersebut memungkinkan pengamat bisa melakukan monitoring hariannya.

Rumah pohon dibuat sederhana dengan bahan kayu yang kuat dengan tali pengikat yang membuatnya kokoh untuk menunjang dua orang pengamat. Tangga kayu dan tali pengaman disediakan untuk memastikan keselamatan selama penggunaan rumah pohon.

Posisi rumah pohon yang strategis memungkinkan pengamat mendapatkan pandangan yang jelas ke arah sarang elang jawa tanpa mengganggu aktivitas burung tersebut.

Waktu pengamatan biasanya dimulai pagi hari (06.00-09.00) ketika burung ini aktif berburu, serta sore hari (15.00-17.00) saat mereka kembali ke sarang.

Aktivitas ini memberikan peluang untuk mengamati pola berburu dan interaksi dengan pasangannya. Selain melakukan pengamatan, staf taman nasional juga telah memasang kamera trap dan CCTV portable bertenaga solarcell di rumah pohon.

Kamera yang dipasang pada platform rumah pohon untuk mendokumentasikan elang jawa (Photo: Tri Atmoko)
Kamera yang dipasang pada platform rumah pohon untuk mendokumentasikan elang jawa (Photo: Tri Atmoko)

Hasil foto pohon sarang elang jawa dari CCTV yang terpantau secara online menggunakan phonecell (Photo: Toni Artaka)
Hasil foto pohon sarang elang jawa dari CCTV yang terpantau secara online menggunakan phonecell (Photo: Toni Artaka)

Beberapa peralatan yang disarankan adalah teropong dengan pembesaran minimal 8x untuk melihat detail dari kejauhan, kamera DSLR atau mirrorless dengan lensa telefoto untuk dokumentasi visual.

Selain itu diperlukan perlengkapan standar di lapangan seperti baju lapangan, jas hujan, parang, topi dan peralatan standar lainnya.

Selama pengamatan harus memperhatikan beberapa ketentuan, diantaranya hindari suara keras yang dapat mengganggu Elang Jawa, tidak menggunakan lampu kilat saat memotret, dan tetap menjaga jarak aman dari sarang untuk mengurangi stres pada burung.

Pengamatan juga dilakukan di sekitar pohon sarang elang jawa (Sumber: Dok. Pribadi)
Pengamatan juga dilakukan di sekitar pohon sarang elang jawa (Sumber: Dok. Pribadi)

Pengamatan Elang Jawa di Resort Ranu Darungan menawarkan peluang penelitian yang luas, diantaranya adalah studi perilaku seperti interaksi antara pasangan Elang Jawa atau pola berburu dan preferensi mangsa.

Selain itu penelitian ekologi habitat juga menjadi topik riset yang menarik, meliputi analisis kualitas habitat dan ketersediaan sumber daya pakan, identifikasi ancaman lokal, seperti perambahan hutan atau aktivitas manusia.

Resort Ranu Darungan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah lokasi yang ideal untuk pengamatan dan penelitian Elang Jawa. Dengan fasilitas rumah pohon yang, kawasan ini memungkinkan pelaksanaan observasi non-invasif yang mendukung upaya konservasi.

Melalui pengamatan yang bertanggung jawab, peneliti dan penggemar burung dapat berkontribusi pada pelestarian salah satu spesies burung pemangsa paling ikonik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun