Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Berburu Suara Owa di Hutan Wehea

22 Desember 2024   04:30 Diperbarui: 22 Desember 2024   21:19 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung wing bird juga dijumpai berkumpul di Sepan untuk mendapatkan mineral (Photo: Tri Atmoko)

Perjalanan dimulai dari Samarinda menuju ke Sangatta, Ibu Kota Kabupaten Kutai Timur, yang ditempuh selama empat jam menggunakan mobil.

Setelah makan siang perjalanan dilanjutkan hingga pukul 17.00 menuju ke Muara Wahau. Muara Wahau adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Timur dan menjadi lokasi titik awal perjalanan menuju Hutan Wehea.

Perjalanan menuju Hutan Wehea harus menggunakan mobil 4WD karena harus melalui jalanan perusahaan sawit dan perusahaan logging sekitar lima jam. Hingga kami sampai di Camp Riset jarum jam telah menunjukkan pukul 22.00.

Aksesibilitas tim survei menggunakan mobil 4WD menuju Hutan Wehea (Sumber: YKAN)
Aksesibilitas tim survei menggunakan mobil 4WD menuju Hutan Wehea (Sumber: YKAN)

Camp riset Hutan Wehea menjadi base camp semua kegiatan pengelolaan yang dilakukan, mulai dari aktivitas ranger penjaga hutan yang dikenal dengan Petkuq Mehuey, kegiatan monitoring keanekaragaman hayati dan berbagai penelitian.

Camp riset berada di tepi sungai berbatu yang jernih di dalam kelebatan hutan rimba. Terdapat beberapa kamar tamu, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya di sana. Penerangan mengandalkan solar panel membuat suasana di Camp Riset sangat tenang dan kondusif untuk melakukan riset.

Pengamatan Suara Owa

Pagi telah datang, suhu dingin masih menusuk kulit, namun saatnya untuk memulai pengamatan. Sebelum owa berbunyi para pengamat harus sudah berada standby di titik-titik yang telah ditentukan atau dikenal dengan LPS (Listening Point).

Tepat setelah sholat subuh masing-masing tim langsung bergerak mendaki ke LPS yang biasanya berada di titik-titik ketinggian. Perjalanan pagi buta dengan jalan menanjak membuat nafas memburu dan nadipun berdetak makin kencang.

Pemasangan alat perekam pasive bioakustik owa di Hutan Wehea (sumber: Dok Pribadi)
Pemasangan alat perekam pasive bioakustik owa di Hutan Wehea (sumber: Dok Pribadi)

Sampai di titik yang dituju, tugas selanjutnya adalah bengong dan nongkrong hingga suara owa pertama berbunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun