Perjalanan dimulai dari Samarinda menuju ke Sangatta, Ibu Kota Kabupaten Kutai Timur, yang ditempuh selama empat jam menggunakan mobil.
Setelah makan siang perjalanan dilanjutkan hingga pukul 17.00 menuju ke Muara Wahau. Muara Wahau adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kutai Timur dan menjadi lokasi titik awal perjalanan menuju Hutan Wehea.
Perjalanan menuju Hutan Wehea harus menggunakan mobil 4WD karena harus melalui jalanan perusahaan sawit dan perusahaan logging sekitar lima jam. Hingga kami sampai di Camp Riset jarum jam telah menunjukkan pukul 22.00.
Camp riset Hutan Wehea menjadi base camp semua kegiatan pengelolaan yang dilakukan, mulai dari aktivitas ranger penjaga hutan yang dikenal dengan Petkuq Mehuey, kegiatan monitoring keanekaragaman hayati dan berbagai penelitian.
Camp riset berada di tepi sungai berbatu yang jernih di dalam kelebatan hutan rimba. Terdapat beberapa kamar tamu, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya di sana. Penerangan mengandalkan solar panel membuat suasana di Camp Riset sangat tenang dan kondusif untuk melakukan riset.
Pengamatan Suara Owa
Pagi telah datang, suhu dingin masih menusuk kulit, namun saatnya untuk memulai pengamatan. Sebelum owa berbunyi para pengamat harus sudah berada standby di titik-titik yang telah ditentukan atau dikenal dengan LPS (Listening Point).
Tepat setelah sholat subuh masing-masing tim langsung bergerak mendaki ke LPS yang biasanya berada di titik-titik ketinggian. Perjalanan pagi buta dengan jalan menanjak membuat nafas memburu dan nadipun berdetak makin kencang.
Sampai di titik yang dituju, tugas selanjutnya adalah bengong dan nongkrong hingga suara owa pertama berbunyi.