Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membangun Habitat Orangutan Morio di Areal Reklamasi PT Perkasa Inakakerta

15 Desember 2024   04:46 Diperbarui: 14 Desember 2024   20:53 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangutan morio jantan dewasa di areal PT Perkasa Inakakerta (Photo: Tri Atmoko)

Orangutan (Pongo spp.) adalah kera besar yang unik di dunia dan menjadi harta tak ternilai bagi Indonesia. Keberadaannya menjadi perhatian global dalam konservasi keanekaragaman hayati sebagai satu-satunya kera besar di Asia. Orangutan memainkan peran vital dalam ekosistem hutan tropis sebagai penyebar biji-bijian yang membantu proses regenerasi hutan.

Orangutan Morio

Indonesia merupakan rumah bagi tiga spesies orangutan, yaitu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), orangutan Sumatra (Pongo abelii) dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Orangutan Kalimantan dibagi menjadi tiga sub-spesies, salah satunya orangutan morio (Pongo pygmaeus morio).

Habitat alami Orangutan morio meliputi Pulau Borneo bagian timur, yaitu di sebelah utara Sungai Mahakam hingga jauh ke utara sampai di wilayah Sabah, Malaysia. Habitatnya sebagian besar adalah hutan dataran rendah dengan ketinggian maksimal 500 m dpl. Namun, wilayah dataran rendah umumnya merupakan areal yang produktif untuk kegiatan ekonomi dan mengandung kekayaan sumber daya alam yang melimpah, baik hayati maupun non-hayati.

Banyak kegiatan usaha ekonomi yang dilakukan di wilayah sebaran orangutan baik usaha dalam bidang kehutanan, perkebunan maupun pertambangan. Dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainability development) maka keseimbangan antara aktivitas ekonomi tentunya harus seiring sejalan dengan upaya menjaga dan mempertahankan kelestarian orangutan dan habitatnya.

Orangutan di Areal Konsesi Tambang

Habitat alami orangutan morio salah satunya berada di wilayah konsesi pertambangan batubara PT Perkasa Inakakerta (PT PIK), yang merupakan bagian dari PT Bayan Resources, Tbk. Lokasinya berada di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Tumur, Kalimantan Timur.

Mengingat pentingnya orangutan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan ekosistem di Pulau Kalimantan, maka perusahaan mempunyai komitment untuk menyelaraskan kegiatan pertambangan dengan upaya pelestarian orangutan.  Upaya yang dilakukan adalah dengan mengembalikan habitat orangutan mendekati kondisi semula pasca operasional pertambangan.

Betuk komitmen perusahaan diwujudkan dengan implementasi kegiatan yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dengan diawali pencanangan rencana pengelolaan habitat orangutan pada peringatan Orangutan Sedunia tahun 2023 yang lalu di Bengalon, Kutai Timur.

Kegiatan penanaman bersama pohon pakan orangutan di areal PT Perkasa Inakakerta pada peringatan Hari Orangutan Sedunia (Sumber: BPSILHK Samboja )
Kegiatan penanaman bersama pohon pakan orangutan di areal PT Perkasa Inakakerta pada peringatan Hari Orangutan Sedunia (Sumber: BPSILHK Samboja )

Reklamasi: Membangun Kembali Habitat Orangutan

Dalam melaksanakan kegiatan penambangannya, PT PIK melakukan penambangan secara terbuka atau open pit mining. Pada tahap awal akan dilakukan land clearing dan dilanjutkan dengan pemindahan top soil dan pengambilan batubara. Setelah batubara selesai diambil maka lubang tambang akan ditimbun kembali dan pada lapisan atas akan ditutup dengan topsoil yang dipindahkan sebelumnya. Pada lapisan topsoil inilah selanjutnya akan ditanami kembali yang dikenal dengan istilah reklamasi areal bekas tambang.

Umumnya tanaman pokok yang digunakan untuk kegiatan reklamasi adalah jenis-jenis tumbuhan yang fast-growing species. Penggunaan jenis tersebut dilakukan dengan diharapkan areal terbuka akan segera tertutup dengan vegetasi hijau. Sayangnya jenis fast-growing umumnya adalah jenis non-native atau jenis tumbuhan yang bukan asli tumbuh di areal tersebut.

Jenis tanaman pokok untuk reklamasi tersebut biasanya adalah Johar (Cassia siamea), Sengon (Paraserianthes falcataria), Akasia (Acacia mangium), dan Mahoni (Swetenia mahagoni). Tanaman pokok dipilih dengan beberapa kriteria, yaitu: mudah tumbuh, pertumbuhan cepat, toleran, perakaran kuat, biayanya murah, menghasilkan seresah yang banyak, dan mudah terdekomposisi.

Selain bukan native spesies tanaman pokok umumnya memiliki daur hidup yang pendek, hanya sekitar 15 tahun. Oleh karena itu diperluka tanaman sisipan yang memiliki umur panjang dan kedepannya diharapkan menjadi tanaman utama yang membentuk tegakan di areal tersebut.

Pencanangan pengelolaan habitat orangutan di PT Perkasa Inakakerta pada peringatan Orangutan Day 2023 (Sumber: BPSILHK Samboja)
Pencanangan pengelolaan habitat orangutan di PT Perkasa Inakakerta pada peringatan Orangutan Day 2023 (Sumber: BPSILHK Samboja)

Penanaman Jenis Tumbuhan Pakan Orangutan

Orangutan pada dasarnya adalah satwa yang frugivore, yaitu sumber pakan utamanya adalah buah-buahan. Namun selain buah, orangutan juga memakan daun, bunga, kulit pohon dan juga hewan-hewan kecil, meskipun dalam jumlah relative sedikit.

Berdasarkan hasil pengamatan vegetasi penyusun habitat alami orangutan di areal PT PIK diketahui beberapa jenis tumbuhan penghasil buah yang berpotensi sebagai sumber pakan orangutan. Jenis tersebut diantaranya adalah jenis-jenis nangka (Artocarpus spp), ara (Ficus spp), kapul (Baccaurea parvifolia), manggis hutan (Garcinia parvifolia), dan matoa (Pometia pinnata). 

Selain pohon pakan, orangutan juga memerlukan pohon sarang untuk beristirahat. Beberapa jenis pohon yang digunakan orangutan untuk membuat sarang adalah jenis Neonauclea gigantea, Neolamarckia cadamba, dan Octomeles sumatrana. Selain itu karena keterbatasan pohon yang berukuran besar dan kuat, maka orangutan juga menggunakan pohon mempisang (Monoon sp.) dan tanaman utama reklamasi yaitu sengon (Falcata falcataria) sebagai sarangnya.

Kolaborasi dan Implementasi

Menyadari bahwa areal konsesi pada awalnya adalah habitat orangutan maka, PT Perkasa Inakakerta (PT Bayan Resources Tbk) bersama dengan BRIN dan BPSILHK Samboja melakukan kajian mendalam tentang perencanaan pembangunan kembali habitat orangutan pasca penambangan. Kajian tidak hanya difokuskan pada orangutan dan habitatnya saja namun juga pada komunitas lain yang ada di dalamnya.

Anak orangutan dan induknya yang terekam kamera trap di areal PT Perkasa Inakakerta (Sumber: BPSILHK Samboja)
Anak orangutan dan induknya yang terekam kamera trap di areal PT Perkasa Inakakerta (Sumber: BPSILHK Samboja)

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah:

  • Kajian populasi orangutan. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui status populasi dan sebarang orangutan di areal konsesi pertambangan PT PIK. Hal ini menjadi data dasar yang penting dalam merencanakan upaya pelestarian selanjutnya. Kajian populasi orangutan dilakukan dengan pendekatan metode perhitungan sarang. Orangutan adalah satwa yang hampir setiap hari membuat sarang untuk tidur malam hari, sehingga populasinya dapat diketahui melalui pendekatan perhitungan sarang.
  • Kajian habitat orangutan. Kajian kondisi habitat dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis vegetasi penyusun habitat sebagai acuan rencana reklamasi dan revegetasi habitat orangutan. Melalui kajian ini dapat diketahui jenis-jenis tumbuhan apa saja yang ada di dalam habitat orangutan, jenis apa yang paling dominan dan jenis apa yang menjadi sumber kebutuhan hidup orangutan dan satwa liar lainnya.
  • Sumber pakan orangutan. Identifikasi jenis-tumbuhan yang dimakan orangutan dan juga jenis pohon yang digunakan sebagai pohon sarang orangutan perlu diketahui sebagai referensi jenis yang harus ditanam sebagai tanaman sisipan. Jenis-jenis tumbuhan tersebut yang nantinya diharapkan membentuk habitat orangutan yang baru.
  • Mapping dan spasial analisis. Pemetaan areal usaha bisnis pertambangan dan juga petak hutan yang ada di sekitarnya perlu dipetakan dengan baik. Hal tersebut sebagai dasar perencanaan pembangunan koridor untuk menghubungkan antara petak hutan yang satu denga petak hutan yang lain di sekitarnya. Pembangunan koridor tersebut sangat penting agar orangutan dan satwa liar lainnya tidak terisolasi pada petak hutan kecil dan minim sumber daya.
  • Keanekaragaman jenis satwa lainnya. Identifikasi jenis satwa liar lainnya juga sangat penting dalam upaya mempercepat pemulihan habitat orangutan. Sebagai contoh, burung dan kelelawar yang mempunyai peran urgent di areal reklamasi bekas tambang. Keduanya adalah agen penyebar biji dari pohon di dalam petak hutan menuju areal revegetasi. Burung yang diurnal (aktif pada siang hari) akan menyebarkan biji-bijian pada siang hari, sedangkan kelelawar yang nocturnal (aktif pada malam hari) menggantikan peran burung pada malam harinya. Keduaanya bersinergi memencarkan biji selama 24 jam penuh. Untuk menlengkapi data satwa liar yang ada juga dilakukan pemasangan kamera otomatis (kamera trap).
  • Strategi reklamasi dan revegetasi. Penanaman pohon pakan orangutan dilakukan sebagai sisipan di antara tanaman pokok reklamasi. Tanaman pokok reklamasi yang merupakan fast growing species berfungsi sebagai naungan tanaman sisipan yang umumnya intoleran. Setelah tajuk tanaman pokok sudah cukup membentuk naungan selanjutnya tanaman sisipan jenis-jenis pohon pakan orangutan ditanam. Pemeliharaan tanaman secara intensif dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan secara optimal.

Sosialisasi an edukasi yang dilakukan terkait pengelolaan dan pelestarian orangutan di areal PT Perkasa Inakakerta (Sumber: BPSILHK Samboja)
Sosialisasi an edukasi yang dilakukan terkait pengelolaan dan pelestarian orangutan di areal PT Perkasa Inakakerta (Sumber: BPSILHK Samboja)

Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi

Selain upaya untuk memulihkan habitat orangutan di areal pasca tambang harus diringi dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi terhadap seluruh staf dan pihak manajemen perusahaan.

Secara umum staf yang bekerja dalam kegiatan pertambangan batubara adalah yang memiliki latar belakang teknis bidang pertambangan dan kegiatan pendukung lainnya. Tidak banyak yang memiliki dasar pengetahuan tentang satwa liar, dan pelestarian alam dan lingkungan. Di sisi lain sebagian staf perusahaan yang berasal dari luar daerah bahkan luar pulau Kalimantan sehingga mereka awam dengan keberadaan satwa liar di Kalimantan salah satunya orangutan.

Oleh karena itu kegiatan sosialisasi terkait berbagai satwa liar khususnya orangutan penting dilakukan. Pemahaman tersebut untuk memberi pembelajaran apa yang harus diperbuat dan apa yang tidak boleh dilakukan jika di lokasi kerja bertemu dengan satwa liar atau orangutan. Hal tersebut juga terkait dengan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mengingat beberapa satwa liar bersifat buas dan dapat membahayakan keselamatan manusia.

 

Harapan Kelestarian Orangutan

Bagi dunia, keberadaan orangutan Kalimantan merupakan simbol penting perlindungan ekosistem tropis sebagai habitat alaminya. Sementara itu, bagi Indonesia, orangutan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas nasional dan kebanggaan sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun, kehadiran mereka yang kini terancam oleh aktivitas manusia mengingatkan kita akan tanggung jawab besar untuk melindungi warisan alam ini demi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun