Menyadari bahwa areal konsesi pada awalnya adalah habitat orangutan maka, PT Perkasa Inakakerta (PT Bayan Resources Tbk) bersama dengan BRIN dan BPSILHK Samboja melakukan kajian mendalam tentang perencanaan pembangunan kembali habitat orangutan pasca penambangan. Kajian tidak hanya difokuskan pada orangutan dan habitatnya saja namun juga pada komunitas lain yang ada di dalamnya.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah:
- Kajian populasi orangutan. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui status populasi dan sebarang orangutan di areal konsesi pertambangan PT PIK. Hal ini menjadi data dasar yang penting dalam merencanakan upaya pelestarian selanjutnya. Kajian populasi orangutan dilakukan dengan pendekatan metode perhitungan sarang. Orangutan adalah satwa yang hampir setiap hari membuat sarang untuk tidur malam hari, sehingga populasinya dapat diketahui melalui pendekatan perhitungan sarang.
- Kajian habitat orangutan. Kajian kondisi habitat dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis vegetasi penyusun habitat sebagai acuan rencana reklamasi dan revegetasi habitat orangutan. Melalui kajian ini dapat diketahui jenis-jenis tumbuhan apa saja yang ada di dalam habitat orangutan, jenis apa yang paling dominan dan jenis apa yang menjadi sumber kebutuhan hidup orangutan dan satwa liar lainnya.
- Sumber pakan orangutan. Identifikasi jenis-tumbuhan yang dimakan orangutan dan juga jenis pohon yang digunakan sebagai pohon sarang orangutan perlu diketahui sebagai referensi jenis yang harus ditanam sebagai tanaman sisipan. Jenis-jenis tumbuhan tersebut yang nantinya diharapkan membentuk habitat orangutan yang baru.
- Mapping dan spasial analisis. Pemetaan areal usaha bisnis pertambangan dan juga petak hutan yang ada di sekitarnya perlu dipetakan dengan baik. Hal tersebut sebagai dasar perencanaan pembangunan koridor untuk menghubungkan antara petak hutan yang satu denga petak hutan yang lain di sekitarnya. Pembangunan koridor tersebut sangat penting agar orangutan dan satwa liar lainnya tidak terisolasi pada petak hutan kecil dan minim sumber daya.
- Keanekaragaman jenis satwa lainnya. Identifikasi jenis satwa liar lainnya juga sangat penting dalam upaya mempercepat pemulihan habitat orangutan. Sebagai contoh, burung dan kelelawar yang mempunyai peran urgent di areal reklamasi bekas tambang. Keduanya adalah agen penyebar biji dari pohon di dalam petak hutan menuju areal revegetasi. Burung yang diurnal (aktif pada siang hari) akan menyebarkan biji-bijian pada siang hari, sedangkan kelelawar yang nocturnal (aktif pada malam hari) menggantikan peran burung pada malam harinya. Keduaanya bersinergi memencarkan biji selama 24 jam penuh. Untuk menlengkapi data satwa liar yang ada juga dilakukan pemasangan kamera otomatis (kamera trap).
- Strategi reklamasi dan revegetasi. Penanaman pohon pakan orangutan dilakukan sebagai sisipan di antara tanaman pokok reklamasi. Tanaman pokok reklamasi yang merupakan fast growing species berfungsi sebagai naungan tanaman sisipan yang umumnya intoleran. Setelah tajuk tanaman pokok sudah cukup membentuk naungan selanjutnya tanaman sisipan jenis-jenis pohon pakan orangutan ditanam. Pemeliharaan tanaman secara intensif dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan secara optimal.
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi
Selain upaya untuk memulihkan habitat orangutan di areal pasca tambang harus diringi dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi terhadap seluruh staf dan pihak manajemen perusahaan.
Secara umum staf yang bekerja dalam kegiatan pertambangan batubara adalah yang memiliki latar belakang teknis bidang pertambangan dan kegiatan pendukung lainnya. Tidak banyak yang memiliki dasar pengetahuan tentang satwa liar, dan pelestarian alam dan lingkungan. Di sisi lain sebagian staf perusahaan yang berasal dari luar daerah bahkan luar pulau Kalimantan sehingga mereka awam dengan keberadaan satwa liar di Kalimantan salah satunya orangutan.
Oleh karena itu kegiatan sosialisasi terkait berbagai satwa liar khususnya orangutan penting dilakukan. Pemahaman tersebut untuk memberi pembelajaran apa yang harus diperbuat dan apa yang tidak boleh dilakukan jika di lokasi kerja bertemu dengan satwa liar atau orangutan. Hal tersebut juga terkait dengan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), mengingat beberapa satwa liar bersifat buas dan dapat membahayakan keselamatan manusia.
Â
Harapan Kelestarian Orangutan
Bagi dunia, keberadaan orangutan Kalimantan merupakan simbol penting perlindungan ekosistem tropis sebagai habitat alaminya. Sementara itu, bagi Indonesia, orangutan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas nasional dan kebanggaan sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun, kehadiran mereka yang kini terancam oleh aktivitas manusia mengingatkan kita akan tanggung jawab besar untuk melindungi warisan alam ini demi generasi mendatang.