"Refleksi Hari Pohon Internasional, 21 November 2024"
Hari Pohon Internasional yang diperingati setiap tanggal 21 November merupakan momen untuk merenungkan peran vital pohon dalam kehidupan manusia dan ekosistem Bumi. Pohon bukan sekadar penghias lanskap atau sumber kayu untuk kebutuhan ekonomi; mereka adalah penopang kehidupan yang menyediakan oksigen, menyerap karbon dioksida, dan menjadi rumah bagi berbagai spesies makhluk hidup. Dalam konteks perubahan iklim, urbanisasi, dan deforestasi yang kian masif, peringatan ini menjadi pengingat mendesak akan pentingnya konservasi dan reforestasi untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pohon sebagai Penyedia Kehidupan
Pohon memiliki peran vital bagi kehidupan manusia. Beberapa peran tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penghasil Oksigen
Fotosintesis adalah proses alami di mana pohon mengubah karbon dioksida dan air menjadi oksigen, yang merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Sebuah pohon dewasa rata-rata mampu memproduksi oksigen yang cukup untuk dua hingga empat orang setiap harinya. Dalam skala global, pohon dan vegetasi darat berkontribusi hingga 28% dari produksi oksigen, sisanya berasal dari fitoplankton di lautan.
Di kawasan hutan hujan tropis, seperti Amazon dan Kalimantan, pohon-pohon besar berperan sebagai "paru-paru dunia." Namun, penebangan hutan yang tak terkendali mengancam kemampuan ini, sehingga memperburuk krisis oksigen dan meningkatkan kadar karbon dioksida di atmosfer.
2. Penyedia Air Bersih
Pohon memainkan peran penting dalam siklus hidroorologi. Melalui akar mereka, pohon menyerap air tanah, kemudian menguapkannya ke atmosfer melalui proses transpirasi. Hal ini membantu menjaga kelembapan udara, mengatur pola curah hujan, dan mencegah kekeringan. Hutan juga bertindak sebagai filter alami, menyaring polutan dari air hujan sebelum kembali ke sungai dan danau.
Sebagai contoh, kawasan hutan mangrove di sepanjang pesisir tidak hanya mencegah intrusi air laut ke daratan tetapi juga menjaga kualitas air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat.
3. Penyedia Habitat dan Sumber Pangan
Pohon adalah rumah bagi berbagai spesies darat di dunia, termasuk burung, mamalia, serangga, dan tumbuhan epifit. Di ekosistem tropis, seperti hutan hujan, satu pohon saja bisa menjadi habitat bagi ratusan spesies.
Selain itu, pohon menyediakan sumber pangan berupa buah-buahan, biji-bijian, dan daun. Contohnya, pohon kelapa menyediakan buah kelapa yang menjadi sumber pangan penting bagi manusia. Pohon mangga, durian, dan rambutan adalah bagian integral dari keanekaragaman hayati tropis sebagai sumber pangan dan vitamin.
Pohon dan Peran Ekologis Global
Seiring dengan terjadinya pemanasan global, pohon adalah penyerap karbon di tengah krisis iklim. Pohon adalah karbon sink alami, menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah. Hutan tropis, seperti di Kalimantan dan Papua, memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang besar bagi dunia.
Namun, deforestasi mengurangi kapasitas ini, sementara pembakaran hutan melepaskan karbon yang tersimpan kembali ke atmosfer, mempercepat laju perubahan iklim. Upaya reforestasi dan penghijauan kembali menjadi solusi penting untuk memitigasi dampak tersebut.
Pohon memiliki akar tunjang yang Panjang dan menancap kuat ke dalam tanah. Ini menjadi pasak yang kuat bagi kestabilan tanah. Akar pohon memperkuat struktur tanah, mencegah erosi oleh air hujan. Di kawasan pegunungan, pohon menjadi pelindung alami terhadap longsor. Selain itu, hutan mangrove dan bakau di daerah pesisir melindungi daratan dari badai, tsunami, dan abrasi laut.
Di Indonesia, hilangnya mangrove akibat alih fungsi lahan telah menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap banjir rob dan kerusakan ekosistem pesisir. Oleh karena itu, rehabilitasi mangrove menjadi salah satu upaya mitigasi dan pencegahan bencana wilayah pesisir.
Hutan yang sehat adalah gudang keanekaragaman hayati. Pohon membentuk mikrohabitat unik yang mendukung kehidupan berbagai organisme, mulai dari fungi mikroskopis hingga primata besar seperti orangutan dan bekantan.
Sayangnya, hilangnya sekumpulan pohon di hutan akibat pembalakan liar menyebabkan banyak spesies kehilangan tempat tinggal. Konservasi hutan primer dan penghijauan kembali hutan sekunder menjadi langkah strategis untuk melindungi keanekaragaman hayati ini.
Manfaat Sosial dan Ekonomi Pohon
Keberadaan pohon tidak hanya secara ekologi saja, namun manfaat ekonomi juga harus menjadi perhatian yang tidak kalah penting. Keberadaan pohon menjadi salah satu sumber mata pencaharian. Pohon memberikan hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa kayu, getah, minyak atsiri, dan produk non-kayu lainnya yang menopang mata pencaharian jutaan orang.
Di Indonesia, industri kayu dan rotan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, sekaligus menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
Namun, kegiatan eksploitasi berlebihan tanpa prinsip keberlanjutan telah banyak merusak ekosistem. Oleh karena itu, penerapan kebijakan pengelolaan hutan lestari (sustainable forest management) menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi.
Hadirnya pepohonan dapat menjadi penyejuk kota dan peningkat kualitas hidup. Di tengah terjadinya urbanisasi, pohon menjadi elemen penting dalam menciptakan kota yang sehat dan nyaman. Pohon di kawasan perkotaan mengurangi efek pulau panas (urban heat island) dengan menurunkan suhu udara hingga beberapa derajat. Selain itu, mereka juga menyerap polutan udara seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan partikel debu.
Beberapa program penghijauan kota dinilai telah berhasil meningkatkan indeks kualitas udara sekaligus menciptakan ruang hijau yang mendukung kesehatan mental warga.
Tantangan dan Upaya Konservasi
Tantangan yang dihadapi saat ini adalah deforestasi dan degradasi hutan. Deforestasi global telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hilangnya lebih dari 10 juta hektar hutan setiap tahun. Penyebab utamanya adalah ekspansi pertanian, penebangan liar, dan pembangunan infrastruktur.
Di Indonesia, meskipun tingkat deforestasi telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, tantangan besar tetap ada, terutama dalam mengendalikan kebakaran hutan dan lahan gambut.
Beberapa strategi konservasi dan reforestasi perlu diambil sebagai solusi tantangan yang dihadapi. Beberapa solusi untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah penegakan hukum dengan menghentikan penebangan liar melalui patroli hutan dan pengawasan berbasis teknologi.
Kegiatan rehabilitasi hutan dilakukan dengan menanam kembali pohon di lahan kritis dengan melibatkan masyarakat setempat. Berbagai kegiatan tersebut harus dilakukan berbasis komunitas. Melalui pemberdayaan masyarakat adat untuk menjadi penjaga hutan akan memberikan hasil yang lebih optimal.
Pemanfaatan inovasi teknologi hijau sangat mendukung percepatan Upaya reforestasi. Misalnya melalui penggunaan teknologi seperti drone untuk penanaman bibit massal dan penggunaan citra satelit untuk pemantauan kesehatan hutan.
Refleksi dan Tindakan Nyata
Hari Pohon Internasional bukan hanya perayaan simbolis tetapi juga panggilan untuk bertindak. Setiap individu memiliki peran dalam melestarikan pohon, mulai dari mengurangi penggunaan produk kayu ilegal, menanam pohon di lingkungan sekitar, hingga mendukung kampanye konservasi.
Sebagai masyarakat global, kita harus menyadari bahwa pohon adalah bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan di Bumi. Menjaga keberadaan mereka berarti menjaga masa depan kita sendiri.
Pohon adalah anugerah alam yang tak ternilai harganya. Mereka adalah penjaga kehidupan yang diam tetapi bekerja tanpa henti untuk menyediakan udara bersih, air segar, dan lingkungan yang seimbang. Dalam menghadapi tantangan lingkungan saat ini, melindungi pohon bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga keharusan ekologis.
Mari kita jadikan Hari Pohon Internasional 2024 sebagai momentum untuk memperkuat komitmen terhadap konservasi pohon dan hutan. Dengan melindungi pohon, kita melindungi kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H