Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rumah Panjang, Simbol Kehidupan Kolektif dan Identitas Budaya Dayak

20 November 2024   08:23 Diperbarui: 20 November 2024   16:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi muda Dayak yang tumbuh dalam era modern sering kali kurang memahami pentingnya rumah panjang sebagai simbol budaya dan filosofi kehidupan. Banyak generasi muda yang merasa bahwa rumah panjang adalah sesuatu yang "kuno" dan tidak relevan dengan gaya hidup modern.

Kurangnya program pendidikan atau kampanye pelestarian budaya menyebabkan nilai-nilai yang terkandung dalam rumah panjang tidak tersampaikan secara maksimal kepada generasi muda.

Salah Satu Rumah Lamin Lempunah di Kutai Barat yang dijadikan Cagar Budaya (Sumber: Dok Pribadi)
Salah Satu Rumah Lamin Lempunah di Kutai Barat yang dijadikan Cagar Budaya (Sumber: Dok Pribadi)

6. Kurangnya Dukungan Hukum dan Kebijakan

Meskipun rumah panjang diakui sebagai warisan budaya, implementasi kebijakan yang mendukung pelestariannya masih terbatas. Tidak semua rumah panjang terdaftar sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh hukum, sehingga tidak mendapatkan perhatian atau anggaran khusus untuk pelestarian. Pemerintah daerah dan pusat belum sepenuhnya mengintegrasikan pelestarian rumah panjang ke dalam program pembangunan budaya.

7. Ancaman Komersialisasi

Komersialisasi rumah panjang untuk tujuan pariwisata juga menimbulkan tantangan tersendiri. Dalam beberapa kasus, rumah panjang yang dibuka untuk wisatawan kehilangan fungsinya sebagai ruang komunal dan lebih difokuskan pada hiburan atau estetika. Dampak negatifnya kegiatan tersebut adalah degradasi nilai budaya.

Selain itu, sering kali keuntungan dari pariwisata tidak selalu kembali kepada komunitas lokal, melainkan ke pihak ketiga yang mengelola pariwisata tersebut.

8. Kerentanan Terhadap Bencana Alam

Karena lokasinya yang sering berada di tepi sungai, rumah panjang rentan terhadap banjir. Selain itu, struktur kayu yang sudah tua sering kali tidak tahan terhadap angin kencang maupun panas dan hujan.

Upaya Pelestarian Rumah Panjang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun