Mohon tunggu...
Trias DL
Trias DL Mohon Tunggu... Administrasi - words are the reflection of pain and happiness

Kebetulan saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Keajaiban di Malam Itu

12 Mei 2019   00:45 Diperbarui: 12 Mei 2019   04:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Setelah beberapa saat, tiba-tiba kepalanya terasa lebih ringan. Sakit di dadanya dan perih di perutnya juga berangsur-angsur hilang. Anak itu takjub, mungkin saja ini keajaiban dari bintang-bintang yang ada di langit. Kemudian, kelopak matanya menjadi semakin berat, namun tubuhnya terasa sangat rileks. Belum pernah ia merasa senyaman seperti ini, seingatnya.

Dari kejauhan, ia mendengar ada suara yang memanggilnya. Suaranya itu terdengar jauh namun terasa dekat. Setiap kata yang terdengar olehnya terasa begitu sejuk seperti air jernih yang mengalir dari mata airnya.

"Hey anak kecil..bukalah matamu"

Suara itu dirasakan bagaikan bimbingan dan bujukan untuknya. Matanya yang masih terpejam ia coba buka perlahan-lahan. Ia sedikit takjub, sebab matanya dapat terbuka tanpa seberat yang biasa ia rasakan sebelumnya. Dia tidak berada di tempat biasanya. Dia berpikir, apakah ini hanya mimpi? Sambil melebarkan matanya, ia berusaha keras untuk mengenali tempat apa itu.

Sekarang ia sedang berada di hamparan tanah luas. Tanah tersebut ditumbuhi oleh bunga berwarna-warni yang sangat harumnya. Setiap bunga yang berbeda warna memiliki aroma yang berbeda pula. Setiap aroma itu dapat tercium oleh arah angin yang bertiup bergantian. Udara di tempat misterius itu juga begitu jernih. Hanya ada udara yang sejuk, bersih, dan ditambah dengan harumnya wangi bunga yang dibawa oleh angin. Kupu-kupu yang cantik juga beterbangan di atas bunga-bunga.

Tempat yang begitu indah, pikirnya. Namun anak itu masih merasa heran, mengapa tiba-tiba ia bisa berada di tempat ini. Tiba-tiba, terdengar suara yang dikenalinya tadi dari arah belakang. Suara yang begitu jernih dan terdengar seperti aliran air.

"Lihatlah ke belakang"

Anak itu termangu dan matanya terbuka semakin lebar. Di hadapannya, berdiri sosok wanita cantik berambut panjang, wajahnya tersenyum dan tampak bersinar terang. Ia begitu kagum dan memandanginya dari atas ke bawah. Rambutnya berwarna campuran coklat dan emas, seperti melihat kilauan hamparan ilalang di atas tanah yang subur.

Wanita itu mengenakan gaun terusan berwarna krem muda. Ujung gaun tersebut tampak seperti menyatu dengan tanah di tempatnya berpijak. Sosoknya terlihat menyerupai manusia, namun dia tahu wanita ini bukanlah manusia. Seperti mampu membaca keheranan anak itu, wanita tersebut kembali berbicara.

"Selamat datang" wanita itu tersenyum.

 Anak itu sudah hampir lupa bagaimana rasanya berbicara dengan orang lain. Tetapi kali ini, di tempat ini, ia merasa berani untuk berbicara dengan sosok wanita tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun