Pas sedang persiapan untuk antri, saya mendapatkan cerita dari kanan kiri bahwa tingkat KIPI AstraZeneca (jenis vaksin yang akan disuntikkan pada saya) cukup tinggi.Â
Cerita KIPI pascadosis pertama dan kedua yang menggunakan AstraZeneca di lingkungan kepolisian daerah saya cukup tinggi. Setidaknya banyak cerita terkena KIPI berupa demam berhari hari.
"Para anggota kepolisian banyak juga yang tumban kena demam setelah disuntik astrazeneca," kata kawan saya yang memang sering berinteraksi dengan pihak kepolisian.
Cerita ini tentu membuat saya parno juga. Akhirnya saya memutuskan untuk sarapan dulu sebelum proses penyuntikkan berlangsung.Â
Saya berjaga-jaga kondisi badan harus fit menghadapi potensi KIPI yang saya dengar berdasarkan cerita tadi. Salah-salah, mempertahankan terus berpuasa bisa berefek drop nantinya.
Proses penyuntikan pun berlangsung. Saya sempat menanyakan kepada petugas yang melakukan injeksi "Apakah tidak masalah secara kesehatan jika disuntik vaksin dalam kondisi berpuasa karena terkait potensi KIPI yang ada?"
"Sebenarnya tidak masalah, Pak. Sebab efeknya biasanya tidak langsung, paling nanti malam atau sehari setelahnya." Itu jawaban petugasnya.Â
Saya tafsirkan sebenarnya tidak bermasalah secara kesehatan orang disuntik vaksin dalam keadaan berpuasa.
Setelah dilakukan vaksinasi, saya melanjutkan aktivitas seperti sedia kala. Saya sudah bersiap jikalau sore atau malam harinya ada KIPI yang terjadi. Minimal demam. Namun Alhamdulillah hingga hari itu lewat, tidak ada efek signifikan yang saya rasakan.
Esok harinya, saya nekat untuk melakukan jogging sebagaimana jadwal saya setiap pekan. Saya agak berani karena tidak merasakan efek apa-apa.Â
Dan Alhamdulillah, saya bisa menuntaskan rute 5 kilometer dengan rasa seperti biasanya. Pasca lari, saya berintirahat malam seperti biasa.