Desa wisata telah mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Terlebih dengan gaya hidup milenial dan generasi Z yang begitu gandrung dengan aktifitas leisure economy. Liburan dengan penuh pengalaman seru hingga layak diabadikan kemudian dibagikan di media sosial telah menjadi suatu kebutuhan saat ini.
Semua pengalaman tersebut kini menjadi sebuah kebutuhan hidup modern. Sehingga desa sebagai wilayah yang masih menyimpan keindahan alam dan budaya harus bisa menangkap dan memanfaatkan peluang tersebut.
Keberadaan desa wisata ini telah mampu meningkatkan denyut perekonomian di perdesaan. Penciptaan lapangan kerja baru hingga peningkatan pendapatan penduduk telah berjasa dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan di perdesaan. Sehingga diperlukan kreatifitas dari anak muda untuk mengubah desa menjadi tempat wisata yang menarik. Bahkan aktifitas penduduk desa pun kini bisa menjadi daya tarik wisata apabila dikelola dengan baik.
Potensi desa yang lain adalah, terdapat 4.292 desa yang memiliki produk unggulan, baik berupa makanan maupun non makanan. Produk unggulan ini akan memberikan nilai tambah bagi penduduk desa.Â
Dengan adanya kegiatan ini, maka secara otomatis akan membuka lapangan pekerjaan di perdesaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk.
Oleh karena itu membuka lebih banyak lapangan pekerjaan di desa dengan pemberdayaan ekonomi desa melalui desa wisata, BUMDes maupun Produk Unggulan Desa (Prukades) perlu lebih banyak dilakukan untuk memfasilitasi gerakan ruralisasi akibat pandemi.Â
Selain itu, memindahkan industri pengolahan hasil pertanian ke desa diyakini juga mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan penduduk perdesaan. Harapannya potensi perdesaan di Jawa Timur akan berkembang pesat dan kesejahteraan seluruh penduduk di Jawa Timur meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H