Menyakitkan memang mendengar kata-kata itu, tapi sudahlah. Saya kembali ke topik awal saja.
Dengan latar belakang tersebut, calon-calon yang akan bertarung dalam Pilwakot Semarang harus menyadari bahwa menaklukkan hati masyarakat Semarang tidak semudah yang dibayangkan.
Calon yang ingin memperoleh dukungan harus mampu menyampaikan visi yang jelas, relevan, dan dapat diterima oleh masyarakat.
Selain itu, mereka juga harus mampu menunjukkan integritas dan komitmen untuk memajukan kota, serta mampu berinteraksi dan berdialog dengan masyarakat secara langsung. Bukan malah 'teko-teko ngece kuwe kas'.
Kehadiran banyak kampus di Semarang juga berkontribusi pada perkembangan wacana politik di kalangan mahasiswa dan generasi muda. Mereka sering kali menjadi agen perubahan yang mendorong isu-isu sosial dan politik, serta aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat. Keterlibatan mereka dalam politik lokal dapat memberikan warna baru dan membawa perspektif yang berbeda dalam menentukan arah kebijakan di Semarang.
Dari sudut pandang ini, calon yang berusaha menaklukkan Semarang harus siap dengan tantangan yang lebih besar. Mereka tidak hanya harus bersaing dengan calon lain, tetapi juga harus mampu menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat yang berpendidikan dan kritis.
Calon yang mampu beradaptasi dengan dinamika ini, serta menunjukkan bukti nyata dari program-program yang ditawarkan, akan memiliki peluang lebih besar untuk meraih dukungan.
Kesimpulannya, tidak mudah menaklukkan Semarang. Karakter masyarakat yang majemuk dan berpendidikan, ditambah dengan kesadaran politik yang tinggi, menjadikan Kota Semarang sebagai arena politik yang menantang. Dalam konteks Pilwakot Semarang, calon wali kota harus mampu memahami dan menghargai keberagaman ini, serta menawarkan solusi yang realistis dan berkelanjutan untuk kemajuan kota. Hanya dengan pendekatan yang tepat dan komitmen untuk menghadirkan perubahan, calon-calon tersebut dapat meraih kepercayaan masyarakat dan memenangkan hati pemilih di Kota Semarang.
Sekali lagi, tidak mudah menaklukkan Semarang ndes.. gondes... yen aku tak milih calon seng paham Kota Semarang wae, yoh iso yoh...(*)
Semarang, 2 Agustus 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H