Mohon tunggu...
Agus B Suwardono
Agus B Suwardono Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang

Hobi membaca, menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tidak Semudah Itu "Menaklukkan" Semarang, Ndes...

2 Agustus 2024   08:59 Diperbarui: 2 Agustus 2024   09:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan video viral di media sosial tentang pernyataan salah satu Bupati di Jawa Tengah tentang Kota Semarang./dok. pri


"Dengan perkembangan Kota Semarang hari ini, dibandingkan dengan kota lainnya di Jawa Tengah, trennya Kota Semarang hari ini masih tertinggal. Dan kalau kita bandingkan dengan kota-kota lainnya di Jawa Tengah, trennya hari ini Kota Semarang agak tertinggal"

ITU adalah sedikit kutipan kata-kata yang terekam oleh kamera wartawan dari anak muda asal Jakarta yang saat ini menjadi Bupati Kendal dan konon hendak maju sebagai calon wali kota Semarang. Peryantaan itu keluar saat dia dimintai komentar tentang niatnya maju dalam Pilwakot Semarang 2024 oleh beberapa media, belum lama ini.

Ya, statmen yang viral di media sosial tersebut memang menimbulkan banyak respons dari nitizen, ada yang tersinggung kotanya dianggap tertinggal, ada yang menganggap bahwa itu adalah pernyataan orang yang tak paham Kota Semarang, dan komentar lainnya.

Tapi sudahlah, bagi saya sebagai penulis yang tinggal dan lahir di Kota Semarang, meski agak 'nggonduk' daerahnya dibilang tertinggal, namun malas untuk membahas pernyataan anak muda (yang menurut saya) tak punya unggah ungguh tersebut.

Saya hanya ingin membaca dinamika politik jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024 saat ini. Kota Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, memiliki karakter masyarakat yang majemuk, berpendidikan, dan cenderung tidak pragmatis.

Dengan banyaknya universitas negeri dan swasta yang ada di Semarang, kota ini menunjukkan kemajuan yang lebih pesat dibandingkan dengan daerah penyangganya, semisal daerah yang saat ini dipimpin oleh anak muda ganteng dan gaul asal Jakarta tersebut.

Masyarakat Semarang memiliki latar belakang sosial dan budaya yang beragam. Keberagaman ini menciptakan dinamika yang kompleks dalam politik lokal. Masyarakat Semarang cenderung lebih kritis dan memiliki kesadaran politik yang tinggi, berkat tingkat pendidikan yang relatif lebih baik, (maaf-red) dibandingkan daerah lain di sekitarnya. 

Dengan banyaknya fasilitas pendidikan di Kota Semarang, telah mencetak generasi muda yang tidak hanya terdidik, tetapi juga berpartisipasi aktif dalam berbagai isu sosial dan politik. Pendidikan yang baik mendorong masyarakat untuk berpikir analitis, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh politik uang atau janji-janji kosong.

Di sisi lain, di beberapa daerah penyangga yang terletak tidak jauh dari Semarang, menunjukkan karakteristik masyarakat yang berbeda. Dalam konteks pemilihan umum, masyarakat di sana masih terlihat pragmatis, di mana suara bisa 'dibeli' dengan imbalan material. Hal ini mencerminkan kesenjangan dalam pendidikan dan kesadaran politik yang masih perlu ditingkatkan. Masyarakat yang pragmatis cenderung memilih calon berdasarkan keuntungan langsung yang mereka dapatkan, bukan berdasarkan visi dan misi yang jelas untuk pembangunan daerah.

Hal itulah yang mungkin membuat seorang anak muda yang konon merupakan anak petinggi partai besar di Indonesia tersebut, dengan mudah merebut suara rakyat saat mengikuti kontestasi Pilkada beberapa waktu lalu, dan akhirnya menjadi Bupati.

Kini, sang bupati ingin "naik pangkat" dengan ikut meramaikan bursa calon wali kota Semarang. Dan menurut suami salah satu artis ibu kota tersebut, Kota Semarang saat ini masih tertinggal dibanding kota besar lain di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun