Mohon tunggu...
Toto Suryadi
Toto Suryadi Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN

HOBI : MUSIK,TRAVELING, RENANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyuluhan Tentang Manajemen Berbasis Sekolah

4 Januari 2025   19:04 Diperbarui: 4 Januari 2025   19:04 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Penyuluhan tentang urgensi MBS 

A. Latar belakang

Perbaikan kualitas pendidikan secara nasional merupakan salah satu respon pemerintah dalam meningkatkan kompetensi sumber daya manusia menuju Substainable Developmet Goals (SDG's) atau bonus demografi yang akan dimiliki negara indonesia di tahun 2045. Maka dari itu, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. beberapa upaya dilakukan pemerintah dalam memperbaiki mutu pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan.

Beberapa perubahan dilakukan untuk mewujudkan mutu pendidikan tersebut mulai dari perubahan kebijakan pendidikan yang bersifat sentralistik menjadi desentralisasi. Hal ini dimaknai sebagai perubahan wewenang dalam meningkatkan kualitas dari daerah. Merujuk dari implementasi undang -- undang nomor 20 tahun 2003 pasal 51 ayat 1 bahwa pendekatan manajemen yang lebih tepat dalam menyesuaikan kondisi di sekolah agar mampu menampung seluruh kepentingan stakeholder sekaligus memberdayakan semua perangkat sekolah secara efektif guna mendukung peningkatan kualitas pendidikan.

Sesuai dengan undang -- undang tersebut menunjukkan bahwa pemberian wewenang kepada masing --masing daerah sebagai wujud kepedulian Negara dalam peningkatan kualitas menjadi tanggung jawab suatu daerah. Dengan adanya fenomena perubahan wewenang di atas menunjukkan bahwa alternatif manajemen berbasis sekolah sebagai konsep yang dianjurkan dalam penyelenggaraan sekolah secara mandiri dalam menentukan dan meningkatkan mutu satuan pendidikannya. Dengan adanya pemberian wewenang dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) di atas dimaknai sebagai langkah strategis dalam pengelolaan sumber daya sekolah. konsep tersebut memberikan kewenangan kepada sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan (Jalaluddin et al., 2016).

Kewenangan tersebut bertujuan sebagai upaya pemenuhan harapan masyarakat serta adanya jalinan kerja sama antara manajemen satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Maka dari itu konsep MBS memberikan kesempatan kepada seluruh sumber daya satuan pendidikan melakukan inovasi yang dapat ditindak lanjuti dalam bidang kurikulum, pembelajaran yang dikembangkan dalam bentuk aktivitas, kreativitas dan profesiona dengan tujuan utama kualitas mutu pendidikan.

Dinamika  perubahan kurikulum merdeka merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Capaian dari implementasi kurikulum merdeka adalah pembelajaran yang kreatif, fleksibel dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam menentukan ketercapaian belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang diimplementasikan dalam kurikulum merdeka adalah berorientasi pada siswa. Tuntutan dalam implementasi kurikulum tersebut adalah menyesuaikan pembelajaran pada abad 21(Sardiyanah, 2020).

Pembelajaran pada abad 21 merupakan model pembelajaran yang mengedepankan pencapaian kompetensi lulusan dalam aspek critical thingking, creative, collaborative, and communication (4C). Sesuai dengan gambaran ketercapaian tersebut menunjukkan bahwa terdapat sinergi dalam kompetensi hardskill dan softskills lulusan. Sinergitas yang digambarkan dalam pembelajaran abad 21 tersebut menunjukkan ada relevansi dalam implementasi kurikulum merdeka yang saat ini diimplementasikan secara bertahap kepada satuan pendidikan di seluruh Indonesia (Dukalang, 2018). Maka dari itu diperlukan managemen sekolah yang berkualitas untuk dapat menunjang kualitas sekolah yang dikelolanya.

Menurut Keyton (2005: 39) yang dikutip oleh (Rahman et al., 2022) mendefinisikan manajemen sebagai management is the process of reaching organizational goals by working with and through people and other organizational resources. Manajemen merupakan sebuah proses untuk meraih tujuan organisasi melalui kerja sama dari orang-orang maupun sumber organisasi yang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu hal utama, penting, dan harus ada dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Sesuai dengan pengertian di atas maka makna manajemen tersebut didasarkan pada tiga karakteristik utama di antaranya sebuah proses atau tahapan yang memiliki keberlanjutan dan berkesinambungan, keterlibatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, dan pencapain tujuan didasari oleh kerja sama dengan sumber daya yang dimiliki.

Jika dikaitkan dengan dinamika tantangan pendidikan fungsi manajemen tersebut diperlukan manajemen yang memiliki perencanaan program yang terintegrasi dengan koordinasi antara pimpinan dengan semua unsur penunjang pendidikan di sebuah satuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk terwujudnya satuan pendidikan yang dapat  yang memiliki eksistensi keberlanjutan dalam progresivitasnya. Sesuai dengan keterkaitan makna manajemen dengan dinamika tantangan pendidikan di atas sesuai dengan pernyataan Fayol (2002: 172) mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan untuk meramalkan, merencanakan, mengatur, memerintah, mengkoordinasikan, dan mengendalikan (Salim & Nora, 2022).

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan salah satu alternatif managemen sekolah yang strategis untuk mewujudkan sekolah yang berdaya saing unggul dalam kualitas mutu pembelajaran dan lulusan yang dihasilkan. Pengelolaan MBS memerlukan keikutsertaan secara aktif baik dari masyarakat, dari komite sekolah, dan dari dewan pendidikan. Keberhasilan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) membutuhkan kemampuan kepala sekolah untuk dapat mengelola seluruh sumber daya sekolah (sumber daya manusia, sumber daya sarana dan sumber daya prasarana), agar dapat berperan aktif dan dinamis(Lubis, 2015). 

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala SMA Kartika X-1 Jakarta Selatan bahwa penerapan MBS dianggap sebagai alternatif yang strategis dalam meningkatkan daya saing lembaga, sebelum sekolah menerapkan MBS dampak yang diterima adalah kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat tentang kualitas pendidikannya sehingga berdampak pada jumlah siswa yang hendak mendaftar di sekolah swasta di sekitarnya lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah negeri. Hal ini dikarenakan kepercayaan orang tua terhadap mutu sekolah negeri lebih kredibel.

Maka dari itu, kesiapan manajemen sekolah dalam upaya pemenuhan kebutuhan pengembangan diri siswanya. Hal tersebut terjadi karena sekolah sangat diintervensi yayasan dan dinas pendidikan dalam pengelolaan pendidikannya dengan aturan yang kaku dan ketergantungan. Maka dari itu dengan adanya konsep MBS pada sekolah swasta sebagai alternatif memperbaiki system manajemen sekolah swasta tersebut secara mandiri dalam inovasi dan kreatifitasnya.

Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat di SMA Kartika X-1 Jakarta tentang penyuluhan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya tata kelola manajemen sekolah yang mampu dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dari segi kualitas sesuai dengan kondisi sekolah. Kelebihan atau kekuatan sekolah ditingkatkan secara maksimal supaya dapat diperhitungkan oleh pihak internal dan maupun pihak eksternal. Dengan adanya komitmen yang tinggi pada penerapan MMBS sekolah tersebut ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat melalui hubungan yang erat secara internal dan eksternal sehingga dapat terlihat dari terciptanya suasana dan kondisi sekolah yang memiliki validitas keuangan yang tinggi, program pengelolaan sekolah secara mandiri dan transparan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap Sekolah tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan budaya kerja yang signifikan serta kepercayaan orang tua siswa yang memilihkan pendidikan anaknya ke sekolah tersebut sehingga jumlah siswa baru setiap tahunnya pun meningkat signifikan. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya kepercayaan orang tua dalam membangun eksistensi sekolah swasta dalam pengelolaan MBS nya secara mandiri.  Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian M. Asif Nur Fauzi (2016) bahwa Peran komunikasi orang tua yang diperlukan sekolah adalah digunakan sebagai bahan evaluasi baik dalam bidang transparansi informasi, keuangan, serta akuntabilitas perubahan sikap, peningkatan karakter, dan pengembangan diri peserta didik sehingga proses membangun Parenting Trust sangat penting dilakukan sekolah untuk eksistensi sekolah swasta menjadi sekolah unggul setiap tahunnya(Asif & Fauzi, 2016).

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk penyuluhan Manajemen berbasis sekolah yang diterapkan di SMA Kartika X-1 Jakarta ?

2. Bagaimanakah dampak perubahan yang terjadi atas penyuluhan tentang Manajamen berbasis sekolah yang diterapkan di SMA Kartika X-1 Jakarta ?

C. Tujuan

1.Tujuan utama adalah meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Hal ini mencakup peningkatan metode pengajaran, pengembangan kurikulum yang relevan, dan implementasi praktik-praktik terbaik dalam proses pembelajaran.

2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sekolah, termasuk sumber daya manusia, anggaran, dan fasilitas fisik. Manajemen mutu berbasis sekolah bertujuan untuk memastikan efisiensi dalam penggunaan sumber daya yang tersedia.

3. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah. Ini dapat dicapai melalui pembinaan, pelatihan, dan dukungan yang berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan dan profesionalisme mereka.

4. Tujuan ini mencakup peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sekolah. Manajemen mutu berbasis sekolah mempromosikan praktik-praktik yang terbuka dan akuntabel, termasuk pelaporan hasil pencapaian dan penggunaan anggaran.

5. Manajemen mutu berbasis sekolah bertujuan untuk mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan di antara seluruh anggota sekolah. Ini mencakup kemampuan untuk belajar dari pengalaman, melakukan evaluasi diri, dan terus-menerus meningkatkan proses pendidikan.

6. Tujuan ini mencakup menjaga kepuasan dan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran. Manajemen mutu berbasis sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa dan memotivasi mereka untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

D. Luaran yang Diharapkan

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat terkait Leadership Kepala Sekolah dalam mempertahankan kualitas mutu sekolah diharapkan mampu berdampak pada:

1. Implementasi praktik Manajemen Berbasis Sekolah diharapkan terjadi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Proses pembelajaran dan pengajaran dapat dioptimalkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa.

2. Kepala sekolah yang efektif diharapkan mampu memberikan dampak positif pada kinerja guru. Dengan memberikan dukungan, pembinaan, dan pelatihan yang tepat, diharapkan guru-guru akan meningkatkan keterampilan dan profesionalisme mereka.

3. Diharapkan terjadi perubahan budaya organisasi menuju yang lebih positif, di mana kolaborasi, inovasi, dan pembelajaran berkelanjutan menjadi nilai-nilai yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

4. Dengan adanya manajemen mutu berbasis sekolah diharapkan siswa merasa aman, termotivasi, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.

5. Manajemen Berbasis Sekolah dapat memberikan dampak positif pada reputasi sekolah. Diharapkan sekolah menjadi pusat pendidikan yang diakui dan dihargai oleh masyarakat, serta menarik minat calon siswa dan guru berkualitas.

6. Praktik Manajemen Berbasis Sekolah yang dapat membantu sekolah dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat yang semakin kompleks. Diharapkan sekolah siap menghadapi tantangan masa depan dan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang terus berubah.

E. Kegunaan Program

1. Manajemen berbasis sekolah membantu dalam pengelolaan yang lebih efisien dari sumber daya yang tersedia, termasuk anggaran, fasilitas, dan tenaga kerja. Hal ini dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk mendukung tujuan pendidikan.

2. Guru dan staf sekolah dapat mengalami peningkatan kinerja melalui pelatihan, bimbingan, dan dukungan dalam konteks manajemen mutu. Ini dapat mencakup pengembangan keterampilan baru, pemahaman yang lebih baik terhadap tujuan sekolah, dan peningkatan motivasi. Manajemen mutu berbasis sekolah membantu membangun budaya pembelajaran yang positif di seluruh sekolah. Hal ini menciptakan lingkungan di mana guru dan siswa merasa didukung dan terinspirasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

G. Pelaksanaan Hasil dan Pembasan

1. Penyuluhan tentang Urgensi Managemen Berbasis Sekolah dalam mewujudkan kualitas pembelajaran dan kinerja guru

Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah suatu pendekatan yang menekankan pada peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah melalui partisipasi dan keterlibatan semua stakeholder. MBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan melibatkan semua pihak terkait seperti siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan dapat berdampak positif terhadap produktifitas kinerja guru dalam mengajar serta meningkatnya reputasi sekolah karena sekolah yang memberikan pendidikan berkualitas tinggi akan mendapatkan pengakuan positif dari masyarakat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan (Nabila, 2022) bahwa Globalisasi menjadikan manajeman mutu sebagai kebutuhan dalam mengelola lembaga-lembaga pendidikan hingga era persaingan jaminan mutu. Masyarakat, pemerintah, dan pengguna jasa pendidikan sangat membutuhkan lembaga pendidikan yang bermutu. Hal ini disebabkan karena didalam dunia pendidikan, mutu menjadi hal yang menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan. Berdasarkan Hasil penyuluhan tentang urgensi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat mencakup pemahaman yang lebih baik dari para peserta mengenai pentingnya penerapan prinsip-prinsip MBS dalam mewujudkan kualitas pembelajaran. Peserta penyuluhan diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep MBS.

Pemahaman tentang MBS melibatkan upaya bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui proses manajemen yang sistematis. Pengabdian yang dilakukan di SMA Kartika X-1 Jakarta X-1 Peserta menunjukkan  adanya kesadaran pentingnya partisipasi aktif dari semua stakeholder termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan di sekolah. Hal ini diperlukan peran penting kepemimpinan sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.  Peran penting kepemimpinan sekolah dalam mendorong perubahan dan menciptakan budaya pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan yang kuat mendukung implementasi prinsip-prinsip MBS. Beberapa prinsip dasar MBS diantaranya :

2. Kepemimpinan dan Komitmen

Kepemimpinan yang kuat dari kepala sekolah dan staf sekolah yang berkomitmen adalah kunci keberhasilan MBS. Komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memimpin proses perubahan. Sesuai dengan komitmen yang diberikan koleh kepala sekolah diharapkan mampu membangun budaya kerja yang berorientasi pada kualitas mutu pendidikan yang ada di SMA Kartika X-1 Jakarta. Peserta dalam penyuluhan tentang managemen mutu berbasis sekolah di sekolah tersebut diantaranya kepala sekolah, guru, staff dan peserta didik. Hal ini bertujuan agar komitmen kepala sekolah dalam mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas dapat secara kolaborasi dengan semua unsur pendidikan dalam memberikan kontribusi yang relevan.

Prinsip ini menekankan bahwa semua kebijakan, prosedur, dan praktik di sekolah harus difokuskan pada kepentingan dan kebutuhan siswa. Pendidikan harus menjadi pengalaman yang bermakna dan relevan bagi siswa. MBS melibatkan partisipasi aktif dari semua stakeholder, termasuk guru, siswa, orang tua, dan komunitas lokal. Keputusan harus dibuat secara kolaboratif untuk mencapai konsensus.

3. Orientasi pada Hasil dan Pembelajaran:

Fokus pada hasil belajar adalah prinsip inti MBS. Sekolah harus mengukur, mengevaluasi, dan meningkatkan hasil belajar siswa secara terus-menerus. Sekolah harus memiliki sistem pemantauan dan evaluasi berkelanjutan untuk mengukur efektivitas proses pembelajaran dan memastikan pencapaian tujuan pendidikan. Prinsip ini menekankan pentingnya pengembangan profesional terus-menerus untuk guru. Guru yang terampil dan terus belajar dapat memberikan pendidikan berkualitas.

Sekolah harus mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan di antara staf, siswa, dan stakeholder lainnya. Ini melibatkan sikap terbuka terhadap inovasi dan perbaikan. Siswa harus diberdayakan untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka. Prinsip ini menekankan pentingnya keterlibatan siswa dalam merencanakan dan menilai pembelajaran mereka. Kualitas pendidikan tidak hanya dilihat dari hasil akhir, tetapi juga dari kualitas proses pembelajaran. Prinsip ini menekankan pentingnya meningkatkan kualitas proses untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Keterbukaan dan Transparansi:

Prinsip ini menekankan keterbukaan dan transparansi dalam pengambilan keputusan dan pelaporan hasil. Sekolah harus membuka komunikasi dengan semua pihak terkait. Peran penting kepemimpinan sekolah dalam mendorong perubahan dan menciptakan budaya pembelajaran yang berkualitas. Kepemimpinan yang kuat mendukung implementasi prinsip-prinsip MBS. Peserta diharapkan memahami keterhubungan antara penerapan prinsip-prinsip MBS dan peningkatan kualitas pembelajaran. Mereka dapat menyadari bahwa MBS membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif.

Peserta menyadari pentingnya pengukuran dan evaluasi berkelanjutan terhadap kinerja sekolah dan hasil belajar siswa. Mereka dapat menyadari bahwa proses ini membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menetapkan langkah-langkah perbaikan. Peserta penyuluhan dapat mulai mengakui urgensi keterlibatan siswa dalam merencanakan dan mengevaluasi pembelajaran mereka. Mereka mungkin menyadari bahwa siswa yang terlibat aktif memiliki motivasi yang lebih besar untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik.

Peserta diharapkan sudah  mulai menginternalisasi pentingnya budaya pembelajaran berkelanjutan di sekolah. Mereka dapat memahami bahwa pendekatan ini mempromosikan inovasi dan perbaikan berkelanjutan.Hasil yang diharapkan termasuk adanya motivasi peserta untuk mengadopsi perubahan dalam praktek-praktek pembelajaran mereka. Mereka mungkin melihat implementasi prinsip-prinsip MBS sebagai cara untuk meningkatkan mutu dan relevansi pembelajaran. Peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil menuju penerapan MBS di sekolah mereka. Ini mungkin termasuk pengembangan kebijakan, perencanaan strategis, dan langkah-langkah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hasil penyuluhan yang berhasil dapat mengarahkan pada pemahaman yang lebih mendalam dan penerapan prinsip-prinsip MBS yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah di SMA Kartika X-1 Jakarta. Sesuai dengan umpan balik yang diberikan kepada peserta penyuluhan menunjukkan bahwa  adanya motivasi peserta untuk mengadopsi perubahan dalam praktek-praktek pembelajaran yang dilakukan. Mayoritas peserta melihat implementasi prinsip-prinsip MBS sebagai cara untuk meningkatkan mutu dan relevansi pembelajaran.

Gambar 2: Penyuluhan tentang urgensi MBS terhadap kualitas pembelajaran
Gambar 2: Penyuluhan tentang urgensi MBS terhadap kualitas pembelajaran

Peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil menuju penerapan MBS di sekolah mereka. Ini mungkin termasuk pengembangan kebijakan, perencanaan strategis, dan langkah-langkah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penyuluhan tentang managemen mutu berbasis sekolah dengan fokus peningkatan kualitas pembelajaran di atas yang dilakukan bahwa sebagai upaya membangun kesadaran kepada para guru terkait produktifitas kinerjanya.

MBS menekankan pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Siswa yang mengalami pembelajaran berkualitas tinggi memiliki keunggulan kompetitif karena mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk bersaing di dunia kerja. Guru-guru dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip MBS dan bagaimana menerapkannya dalam konteks kegiatan sehari-hari mereka di sekolah.

Melalui penyuluhan, guru-guru dapat lebih menyadari pentingnya peningkatan mutu pendidikan dan bagaimana kontribusi mereka dapat membentuk lingkungan pembelajaran yang lebih baik. Guru-guru mungkin menjadi lebih sadar akan peran dan kontribusi mereka dalam proses pengambilan keputusan di sekolah. Keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan dapat meningkat, memberikan mereka rasa memiliki terhadap perubahan yang dilakukan. Penyuluhan dapat mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif guru dalam kegiatan pengembangan profesional, pengukuran kinerja, dan inisiatif perbaikan mutu. Guru-guru mungkin lebih sadar akan pentingnya pengembangan profesional terus-menerus. Mereka dapat merespons dengan lebih terbuka terhadap peluang pelatihan dan pengembangan keterampilan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan.

Guru-guru dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengukuran kinerja dan evaluasi berkelanjutan. Mereka mungkin menyadari bahwa pemantauan kinerja mereka merupakan bagian integral dari usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.Penyuluhan dapat membantu guru-guru untuk menginternalisasi budaya pembelajaran berkelanjutan. Mereka mungkin lebih terbuka terhadap ide inovasi, eksperimen, dan pembelajaran terus-menerus.

Guru-guru dapat menjadi lebih aktif dalam proses evaluasi diri dan evaluasi rekan sejawat. Hal ini dapat mengarah pada identifikasi kekuatan dan kelemahan, serta perencanaan tindakan perbaikan yang sesuai. Guru-guru dapat menjadi lebih berfokus pada hasil belajar siswa. Mereka dapat merespons dengan merancang dan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru-guru dapat merasa diberdayakan untuk mengusulkan dan mengimplementasikan inisiatif perbaikan di tingkat kelas atau sekolah. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang aktif. Guru-guru dapat mencapai peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. Penerapan prinsip-prinsip MBS dapat membantu mengidentifikasi area-area yang dapat ditingkatkan.Guru-guru yang merasa terlibat dalam proses peningkatan mutu dan merasakan dampak positifnya pada pembelajaran dapat mengalami peningkatan motivasi dan kepuasan kerja.

Hasil penyuluhan yang menyeluruh dan terfokus dapat menciptakan lingkungan di mana guru merasa didukung dan termotivasi untuk berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan. Dengan pemahaman dan dukungan yang baik, guru dapat memainkan peran kunci dalam mencapai tujuan MBS dan meningkatkan produktivitas kinerja guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Setelah melalui penyuluhan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMA Kartika X-1 Jakarta terjadi sejumlah dampak yang signifikan terhadap kesadaran stakeholder terhadap kontribusinya dalam reputasi sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan Stakeholder, termasuk guru, siswa, dan staf sekolah, mungkin lebih aktif terlibat dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan. Ini dapat memberikan kesan positif terhadap reputasi sekolah.

Seiring implementasi MBS, kualitas pembelajaran di SMA Kartika X-1 Jakarta dapat meningkat. Peningkatan ini dapat tercermin dalam prestasi siswa, yang pada gilirannya memberikan dampak positif terhadap reputasi sekolah.Penyuluhan dan perubahan dalam manajemen mutu dapat menciptakan dampak positif dalam penilaian di media sosial dan publikasi sekolah, seperti situs web resmi sekolah atau media cetak lokal.

Guru-guru di SMA Kartika X-1 Jakarta mungkin merasakan peningkatan dalam keterlibatan dan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan sekolah. Mereka menjadi lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan stakeholder lainnya dan berkontribusi pada pengembangan inisiatif pendidikan.pada keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, proyek-proyek sekolah, dan inisiatif lainnya. Siswa mungkin merasa lebih terdorong untuk aktif berpartisipasi dan memberikan kontribusi positif kepada sekolah.

Kontribusi positif dari stakeholder dapat memberikan dukungan tambahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, yang pada gilirannya dapat tercermin dalam peningkatan prestasi siswa. Dengan perubahan yang merangsang partisipasi dan kontribusi positif dari stakeholder, SMA Kartika X-1 Jakarta dapat membangun reputasi yang lebih kuat dan mendukung visi dan misi sekolah dalam menyediakan pendidikan berkualitas. Keberhasilan ini menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara holistik.

5. Penyuluhan Peran Penting Managemen berbasis sekolah dalam reputasi sekolah 

Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah suatu pendekatan yang menekankan pada peningkatan mutu pendidikan di tingkat sekolah melalui partisipasi dan keterlibatan semua stakeholder. MBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk siswa, guru, orang tua, dan masyarakat. Peningkatan kualitas pendidikan dapat berdampak positif terhadap reputasi sekolah karena sekolah yang memberikan pendidikan berkualitas tinggi akan mendapatkan pengakuan positif dari masyarakat.

Pendekatan MBS melibatkan transparansi dalam pengambilan keputusan dan akuntabilitas dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sekolah yang dapat menunjukkan tanggung jawab dan akuntabilitasnya terhadap kualitas pendidikan memiliki potensi untuk membangun reputasi yang baik (Rahmat & Husain, 2020). Sekolah yang berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan profesional guru dan pemberdayaan siswa dapat meningkatkan reputasi mereka sebagai lembaga pendidikan yang peduli dan efektif.

Gambar 3 : Keterkaitan MBS dengan reputasi Sekolah
Gambar 3 : Keterkaitan MBS dengan reputasi Sekolah

Guru-guru di SMA Kartika X-1 Jakarta mungkin merasakan peningkatan dalam keterlibatan dan partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan sekolah. Mereka menjadi lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan stakeholder lainnya dan berkontribusi pada pengembangan inisiatif pendidikan.pada keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, proyek-proyek sekolah, dan inisiatif lainnya. Siswa mungkin merasa lebih terdorong untuk aktif berpartisipasi dan memberikan kontribusi positif kepada sekolah.

Stakeholder, termasuk orang tua dan masyarakat, mungkin memberikan kontribusi pada proses pemantauan dan evaluasi kinerja sekolah. Ini memungkinkan pengukuran yang lebih efektif terhadap pencapaian tujuan pendidikan.Kontribusi positif dari stakeholder dapat memberikan dukungan tambahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, yang pada gilirannya dapat tercermin dalam peningkatan prestasi siswa. Dengan perubahan yang merangsang partisipasi dan kontribusi positif dari stakeholder, SMA Kartika X-1 Jakarta dapat membangun reputasi yang lebih kuat dan mendukung visi dan misi sekolah dalam menyediakan pendidikan berkualitas. Keberhasilan ini menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara holistik.

6. Hasil yang Dicapai Berdasarkan Analisis Kerangka Tujuan

            Jika sekolah menerapkan MBS dengan baik dan berhasil meningkatkan mutu pendidikan, pengakuan dan penghargaan dari lembaga pendidikan atau pemerintah setempat dapat membantu membangun reputasi positif. Dengan menerapkan prinsip-prinsip MBS secara efektif, sebuah sekolah memiliki peluang lebih besar untuk membangun reputasi yang baik di mata masyarakat, orang tua, dan siswa. Reputasi sekolah yang baik dapat berdampak positif terhadap penerimaan siswa, dukungan masyarakat, dan hubungan dengan lembaga pendidikan lainnya (Sholeh, 2023).

            Kondisi di atas juga terlihat setelah melalui penyuluhan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMA Kartika X-1 Jakarta terjadi sejumlah dampak yang signifikan terhadap kesadaran stakeholder terhadap kontribusinya dalam reputasi sekolah. Hal ini ditunjukkan dengan Stakeholder, termasuk guru, siswa, dan staf sekolah, mungkin lebih aktif terlibat dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan. Ini dapat memberikan kesan positif terhadap reputasi sekolah.

Seiring implementasi MMBS kualitas pembelajaran di SMA Kartika X-1 Jakarta dapat meningkat. Peningkatan ini dapat tercermin dalam prestasi siswa, yang pada gilirannya memberikan dampak positif terhadap reputasi sekolah.Penyuluhan dan perubahan dalam manajemen mutu dapat menciptakan dampak positif dalam penilaian di media sosial dan publikasi sekolah, seperti situs web resmi sekolah atau media cetak lokal.

7. Potensi Keberlanjutan

Berdasarkan hasil evaluasi yang didasarkan dari angket responsif yang diberikan kepada peserta pengabdian bahwa penguatan leadership ini seharusnya tidak hanya diberikan kepada kepala sekolah saja melainkan kepada unsur guru dan staf dari SMA Kartika X-1 Jakarta. Pentingnya penyuluhan tentang managemen mutu tersebut diperlukan guru dalam pengelolaan kelas dan guru yang bertugas sebagai wali kelas, dan Guru yang ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah. Selain itu beberapa peserta PKM yang dari tenaga kependidikan juga memrlukan penguatan karena tenaga kependidikan juga ada yang di sekolah terdapat  kepala TU, Perpus dan Kepala Laboratorium.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyuluhan tentang manajemen berbasis sekolah yang dilakukan di SMA Kartika X-1 Jakarta berupaya membangun budaya kerja yang berorientasi pada kualitas pembelajaran merupakan upaya membangun kesadaran kepada semua guru untuk dapat meningkatkan kualitas terhadap metode pembelajaran yang digunakan agar outcome pembelajaran yang dilakukan dapat bermanfaat menjadi pengalaman belajar bagi siswa. Selain itu, adanya peningkatan kualitas pembelajaran secara langsung maupun tidak dapat meningkatkan produktifitas guru dalam mengajar. Dengan adanya peningkatan produktifitas kerja dapat berkontribusi terhadap reputasi sekolah terhadap daya saing dengan lembaga lain.

Keterkaitan kualitas pembelajaran dengan reputasi sekolah memiliki hubungan yang baik karena citra sekolah sebagai lembaga pendidikan mempengaruhi daya tarik orang tua dalam memilih sekolah bagi anak-anaknya. Hal ini tentu saja memerlukan kontribusi semua stakeholder sekolah dalam mewujudkan reputasi sekolah yang positif bagi internal sekolah dan masyarakat di sekitarnya.

1. Saran

  • Penguatan Managemen berbasis sekolah ini dapat digunakan sebagai langkah strategis dalam upaya pemerataan kepemimpinan yang responsif pada seluruh aspek pendidikan di SMA Kartika X-1 Jakarta
  • Perlunya ada program berkelanjutan yang dapat digunakan untuk memberikan kontribusi guru dan staf dalam kinerja mutu pendidikan di SMA kartika X-1 dengan Leadership yang dimiliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun