Bab 8. Kisah seru  daftar ulangÂ
Pagi hari di perumahan Bekasi Jaya  Indah, udaranya sangat segar. Pepohonan di kanan kiri jalan perumahan tumbuh subur, rindang daunnya dan nampak indah berderet rapih sepanjang jalan. Alif sudah jalan-jalan mengitari  perumahan yang sepi, belum ada penghuni perumahan yang keluar. Kemenakan juga ikut serta bersama mengelilingi wilayah perumahan.
Lili, Bima, dan Iman merasa senang sekali diajak ke luar rumah oleh Alif, karena biasanya hanya diperbolehkan main di halaman rumah oleh Mas Rahman dan istrinya.
"Om, jalan-jalannya yang jauh ya!" kata Iman.
"Oke Bos kecil, mau ke arah mana nih rutenya?" tanya Alif.
"Yang ada kolam ikan ya Om, nanti kita tangkap ikannya, untuk di pelihara di akuarium!" kata Bima.
Jalan pagi yang menyenangkan, disamping bisa momong kemenakan badan juga  berkeringat, sehat dan bugar. Jalanan mulai ramai,  lalu-lalang orang-orang perumahan yang mau berangkat kerja dan  mau belanja sudah memenuhi ruas jalan yang dilewati, Alif memutuskan untuk kembali ke rumah bersama kemenakannya.
Alif bergegas menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri, dan persiapan untuk pergi ke Kampus. Setelah mandi, sarapan, dan bantu bersih-bersih rumah, Alif dan Mas Rahman bersiap-siap pergi ke Kampus Universitas Jakarta. Alif menyiapkan semua perlengkapan pribadi dan persyaratan daftar ulang. Rencananya setelah daftar ulang akan mencari kontrakan. Sebagai alternatif untuk tempat singgah sementara selama OSPEK. Tas kecil yang berisi uang pemberian dari Emih dan Abah, untuk biaya kuliah di titipkan ke Mas Rahman. Sewaktu-waktu ketika perlu untuk pembayaran, tinggal menghubungi Mas Rahman.
Mobil sedan lancer milik Mas Rahman, yang siap mengantarkan ke Kampus tidak bisa di starter, terpaksa di bongkar dulu dan di cek masalahnya. Lama Alif menunggu mobil, belum juga menunjukkan tanda-tanda bisa diajak jalan. Akhirnya Mas Rahman memutuskan untuk beralih haluan untuk naik kendaraan umum.
"Alif, mobilnya macet, dari pada terlambat ke Kampus lebih baik kita naik bus DAMRI saja ya!" kata Mas Rahman.
"Iya Mas, itu lebih baik, lagi pula kalau perjalanan pagi macetnya luar biasa di perempatan lampu merah, belum lagi kena palang kereta. Kalau bus DAMRI bisa lewat jalan tikus ke Terminalnya dan  Busnya langsung masuk jalan TOL tanpa hambatan," jawab Alif.