Mohon tunggu...
Toto Sugiarto
Toto Sugiarto Mohon Tunggu... Guru - guru

Nama Toto Sugiarto nama pena Ayman S. Hobi olahraga, travelling, dan menulis. kedudukan di Klaten, sehari-hari sebagai pendidik di SMAN 3 Klaten.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Teacher's Rainbow Trail

5 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 5 Juli 2023   20:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bab 8. Kisah seru  daftar ulang 

Pagi hari di perumahan Bekasi Jaya  Indah, udaranya sangat segar. Pepohonan di kanan kiri jalan perumahan tumbuh subur, rindang daunnya dan nampak indah berderet rapih sepanjang jalan. Alif sudah jalan-jalan mengitari  perumahan yang sepi, belum ada penghuni perumahan yang keluar. Kemenakan juga ikut serta bersama mengelilingi wilayah perumahan.

Lili, Bima, dan Iman merasa senang sekali diajak ke luar rumah oleh Alif, karena biasanya hanya diperbolehkan main di halaman rumah oleh Mas Rahman dan istrinya.

"Om, jalan-jalannya yang jauh ya!" kata Iman.

"Oke Bos kecil, mau ke arah mana nih rutenya?" tanya Alif.

"Yang ada kolam ikan ya Om, nanti kita tangkap ikannya, untuk di pelihara di akuarium!" kata Bima.

Jalan pagi yang menyenangkan, disamping bisa momong kemenakan badan juga  berkeringat, sehat dan bugar. Jalanan mulai ramai,  lalu-lalang orang-orang perumahan yang mau berangkat kerja dan  mau belanja sudah memenuhi ruas jalan yang dilewati, Alif memutuskan untuk kembali ke rumah bersama kemenakannya.

Alif bergegas menuju kamar mandi untuk bersih-bersih diri, dan persiapan untuk pergi ke Kampus. Setelah mandi, sarapan, dan bantu bersih-bersih rumah, Alif dan Mas Rahman bersiap-siap pergi ke Kampus Universitas Jakarta. Alif menyiapkan semua perlengkapan pribadi dan persyaratan daftar ulang. Rencananya setelah daftar ulang akan mencari kontrakan. Sebagai alternatif untuk tempat singgah sementara selama OSPEK. Tas kecil yang berisi uang pemberian dari Emih dan Abah, untuk biaya kuliah di titipkan ke Mas Rahman. Sewaktu-waktu ketika perlu untuk pembayaran, tinggal menghubungi Mas Rahman.

Mobil sedan lancer milik Mas Rahman, yang siap mengantarkan ke Kampus tidak bisa di starter, terpaksa di bongkar dulu dan di cek masalahnya. Lama Alif menunggu mobil, belum juga menunjukkan tanda-tanda bisa diajak jalan. Akhirnya Mas Rahman memutuskan untuk beralih haluan untuk naik kendaraan umum.

"Alif, mobilnya macet, dari pada terlambat ke Kampus lebih baik kita naik bus DAMRI saja ya!" kata Mas Rahman.

"Iya Mas, itu lebih baik, lagi pula kalau perjalanan pagi macetnya luar biasa di perempatan lampu merah, belum lagi kena palang kereta. Kalau bus DAMRI bisa lewat jalan tikus ke Terminalnya dan  Busnya langsung masuk jalan TOL tanpa hambatan," jawab Alif.

Setalah sampai di Terminal bekasi, Mas Rahman dan Alif menngejar Bus DAMRI yang sedang berjalan pelan-pelan, sambil meneriaki kondekturnya.

"Bang ikut Bang, tunggu Pak Sopir, Saya ketinggalan!" teriak Mas Rahman sambil mengejar Bus DAMRI.

"Ayo cepat lari, hati-hati ya, kaki kanan dulu naiknya!" kata Kondektur.

Setelah di dalam Bus, Mas Rahman dan Alif menuju tempat duduk yang masih kosong, berada di tengah-tengah. Begitu kerasnya kehidupan di Jakarta, mau naik Bus saja harus berlari terlebih dahulu, untuk mengejar biar bisa terangkut. Berjibaku dengan penumpang lainnya yang mau naik.

Selamat datang di Kampus tercinta, "we are the yellow jacket". Tulisan terpampang di pintu masuk Kampus, Alif membacanya berulang-ulang dengan berbagai perasaan yang mengharu biru.

"Selamat berjumpa Kampus impianku, In Syaa Allah aku menjadi bagian dari mahasiswanya. Aku datang untuk menimba ilmu disini." bisik Alif dalam hati.

Mas Rahman dan Alif menuju ke Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), dimana jurusan yang  dituju ada di dalamnya. Di ruang pendaftaran Mas Rahman mengambil nomor antrian untuk proses daftar ulang. Kemudian setelah ada panggilan atas nama Alif. Mas Rahman bergegas menuju sumber suara dengan membawa semua berkas  persyaratan pendaftaran.

"Alif, kamu kesini!" teriak Mas Rahman.

"Ya, tunggu sebentar, dalam perjalanan!" jawab Alif, sambil menuju ke Mas Rahman.

Setelah sampai ke tempat Mas Rahman, kemudian ditanya tentang pas poto ukuran  3X4 sebagai syarat daftar ulang. Alif segera mengeluarkan dompetnya, karena potonya  sengaja ditaruh di dompet biar mudah mencarinya, kemudian diserahkan ke Mas Rahman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun