Mohon tunggu...
Toto Sugiarto
Toto Sugiarto Mohon Tunggu... Guru - guru

Nama Toto Sugiarto nama pena Ayman S. Hobi olahraga, travelling, dan menulis. kedudukan di Klaten, sehari-hari sebagai pendidik di SMAN 3 Klaten.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Teacher's Rainbow Trail

28 Juni 2023   13:30 Diperbarui: 28 Juni 2023   13:32 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 2. Menjemput takdir

Suasana pagi yang cerah, Abah Mansyur mengenakan kemeja yang berbeda dari biasanya, sudah selesai sarapan dengan nasi goreng bikinan Emih. Alif sudah siap  dengan sepeda ontel satu-satunya milik Abah. Undangan dari sekolah mengharuskan Abah Mansyur untuk cuti, tidak membuka bengkel revarasi jam. Keduanya segera berangkat menuju sekolah, dengan ngontel sepeda jengki made in RRC.

Di sepanjang perjalanan, Alif tidak banyak bicara. Dalam benaknya terbayang rasa takut, kalau tidak lulus sekolah. Bagaimana perasaan abah nanti, menerima hasil laporan yang menegecewakan, kemudian Alif berusaha menepis perasaan yang berkecamuk di dalam pikirannya.

 “Abah maafkan Alif, ya Abah! Alif takut kalau nanti hasilnya mengecewakan Abah.” katanya, memulai memberanikan diri membuka pembicaraan.

“Sudahlah jangan terlalu dipikirkan Alif, Allah sudah mengatur semuanya, mau kita lulus atau tidak itu sudah digariskan oleh Allah,” kata Abah, dengan yakinnya terhadap apa yang akan dihadapinya nanti.

Alif dan Abah Mansyur sudah masuk ke depan pintu gerbang SMAN 1 Cilegok. Setelah memarkir sepeda ontel, Alif menggandeng Abah menuju ruang kelas tiga A-1. Sudah banyak orang tua siswa yang sudah hadir dan berkumpul di ruang kelas itu. Abah duduk di depan, berhadapan dengan wali kelas, yaitu Bapak Drs. Sumarso.

Sudah lama menunggu kabar yang dibawa oleh Abah, berkaitan dengan kelulusannya. Abah pun keluar dari ruang kelas, dengan wajah sumringah sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari seseorang. Dari kejauhan terlihat Abah sedang mencarinya, segera Alif pun berlari sambil teriak, “Abaaah!, Alif disini!” teriak Alif, bersegera menuju Abah.

“Bagaimana hasilnya, Abah?”

“Alif lulus atau tidak?”   tanya Alif, tidak sabar lagi ingin mendengar hasilnya.

“Alhamdulillah kamu lulus anakku, lulus!” jawab Abah.

 “Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah,” kata Alif dalam hati, kemudian sujud syukur mendengar dirinya lulus.

Satu bulan sudah Alif mempersiapkan diri untuk ikut UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Buku yang dijadikan makanan hariannya adalah buku SKALU, Soal dan Pembahasan UMPTN. Buku tebal berwarna merah, yang isinya super lengkap dari mulai soal dan pembahasan Bahasa Indonesia, Matematika dasar, IPA, dan IPS. Buku ini merupakan warisan dari Mas Rahman, yang sekarang bekerja di Cakung Furniture, sebuah perusahaan yang melayani ekspor barang-barang furniture dalam negeri.

Satu pekan menjelang tes UMPTN, rencananya Alif pergi menuju Kota Bekasi,  menumpang hidup di rumahnya Mas Rahman. sebagai transit untuk mengikuti UMPTN. Pagi-pagi sekali Alif berpamitan kepada Emih dan Abah minta doa dan restunya serta minta ongkos plus sangu hidup selama di Bekasi. Emih mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan lembaran uang kertas hasil menjual kalung dan gelang yang sengaja menyimpan investasi nya lewat perhiasan untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

“Emih! Alif pamit ya, dan mohon doanya biar bisa masuk ke Perguruan Tnggi Negeri, ya Mih!” kata Alif, minta restu kepada Emih.

Emih kemudian  memeluk Alif, seraya melantunkan doa.

“Yaa Allah, berikan kemudahan kepada Alif, anak hamba. untuk melanjutkan studinya ke PTN yang dia idamkan Yaa Robb. Kabulkan Yaa Allah keinginan anak Hamba. Kabulkan doa Hamba Yaa Allah!” kata Emih, sambil mengangkat kedua tangannya.

“Aamiin!” bisiknya, dengan khusunya  mendoakan Alif.

“Abah! Alif pamit, dan mohon doanya biar bisa masuk ke Perguruan Tnggi Negeri, ya Bah!” kata Alif kepada Abah.

Abah  kemudian memeluk Alif, seraya melantunkan doa keselamatan dan kesuksesan.

Tolelot-tolelot suara bus jurusan Jakarta menghampiri tempat Alif yang sedang menunggu. Kemudian bersegera naik masuk ke dalam bus. Lambaian tangan Emih dan Abah masih terlihat jelas oleh Alif semakin menjauh sampai tidak terlihat lagi. Kemudian duduk dan tidak berapa lama tertidur pulas bersamaan melajunya bus jurusan Jakarta, yang saling kejar-kejaran dengan bus yang lainnya.

Sehari menjelang UMPTN, Alif diajak Mas Rahman untuk melihat lokasi ujian yang berada di SMAN 68 Jakarta. Tempat yang sangat asing bagi Alif,  di Kota Metropolitan yang ramai dan sibuknya manusia dengan tujuan masing-masing.

Hari pertama ujian, Alif berangkat sendiri tanpa diantar oleh Mas Rahman. Orang-orang berebut naik angkot, Alif pun tidak ketinggalan ikut di dalamnya. Di dalam angkot, Alif membuka buku SKALU berwarna merah dan membaca Bahasa Indonesia.

Ternyata saking asyiknya membaca, sampai tempat pemberhentian yang di tuju terlewati. Angkot sudah sampai diujung trayeknya. Alif bingung dan ditanya sama sopir angkot, “Mas mau kemana?” Alif tidak bisa menjawab, hanya diam seribu bahasa.

Sopir angkot semakin jengkel, melihat Alif ditanya malah jawabannya dengan linangan air mata penyesalan. “Kenapa aku ini ya Allah! Ko bisa sampai terlewat tempat ujiannya.” bisik Alif dalam hati.

Setelah menyadari terlewat jauh, Alif pun mengiba sama sopir angkot biar ikut satu putaran trayek lagi, dan minta diturunkan di SMAN 68 Jakarta.

Setelah negosiasi dengan Pak Sopir, kemudian angkot berbalik arah menuju lokasi ujian. Akhirnya Alif sampai di tempat ujian, dengan konsekwensi keterlambatan setengah jam. Panitia rayon sibuk membuat surat ijin untuk membolehkan Alif masuk ke ruang ujian UMPTN. Dengan konsekwensi tidak ada perpanjangan waktu pengerjaan, Alif dengan tegangnya menyetujui pernyataan panitia. Hanya zikir yang bisa dilakukan oleh Alif, tidak berhenti dari membaca zikir sambil mengerjakan soal.

Dengan kekuatan lantunan zikir, yang senantiasa terhubung dengan Sang Penguasa Ilmu, berdampak pada hati dan pikiran. Setiap membaca soal, langsung tergambar jawaban yang pernah di pelajari di buku Skalu dan UMPTN. Memudahkan berpikir, untuk menghitung dan menuangkan rumus dalam peta konsep pikiran. Sesuai dengan firman Allah di dalam al-qu’ran bahwa dengan mengingat Allah maka hati akan tenang. Dengan hati yang tenang maka mudah untuk berkonsentrasi, soalpun mudah untuk di jawab.

Akhirnya Alif bisa menyelesaikan semua soal, tepat bel tanda habis pengerjaan berbunyi. Semua soal sudah dikerjakan dengan keyakinan bisa mengerjakan dengan baik, mengerjakan tanpa ragu.  Tinggal menunggu hasilnya, apakah bisa tembus masuk ke PTN pilihannya, atau gugur, kandas di tengah jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun