Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mempertanyakan Kinerja AI dan Mesin Damkar Otonom, Kenapa LA Menjadi Lautan Api?

13 Januari 2025   10:45 Diperbarui: 13 Januari 2025   11:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas pemadam kebakaran berjuang di kawasan Pacific Palisades, Los Angeles, California (Sumber: Foto AP/Ethan Swope via Kompas TV)

Mempertanyakan Kinerja AI dan Mesin Damkar Otonom, Kenapa LA Menjadi Lautan Api?

Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, California menjadi salah satu bencana alam yang paling merugikan dalam sejarah Amerika Serikat. Padahal California adalah pusat inovasi teknologi paling terkemuka di dunia. Penggunaan AI untuk pemadam kebakaran telah diterapkan di California untuk mendeteksi kebakaran hutan. Ribuan kamera AI untuk pemadam kebakaran ditempatkan di seluruh negara bagian tersebut.

Program AI bernama ALERT California menjadi andalan untuk mengatasi kasus kebakaran. Seperti di Hutan Nasional Cleveland dan tempat lainnya. Lalu kenapa kebakaran besar yang terjadi di Los Angeles sejak Selasa (7/1/2025) begitu fatalnya. Bahkan saat kebakaran dalam area yang semakin meluas, para petugas pemadam kebakaran berjuang mati-matian. Sistem pemadam kebakaran manual oleh pekerja damkar masih dominan.

Dilain pihak tidak banyak terlihat robot pemadam kebakaran berperan lebih signifikan. Tampak manusia yang berprofesi sebagai petugas damkar begitu cekatan menjinakkan api dan memberikan pertolongan kepada hewan peliharaan maupun hewan liar. Namun begitu karena besaran dan titik api yang sangat banyak, petugas damkar kurang berdaya melawan kekuatan alam yang amat dahsyat.

Hingga kini janji-janji teknologi robot pemadam kebakaran dan peran AI masih belum menjadi solusi yang jitu menghadapi kebakaran besar di California. Peran petugas damkar masih sangat signifikan. Dengan demikian perlu pembenahan dan sistem terkait dengan petugas damkar.

Kenyataan pahit mesti ditelan, gembar-gembor kehebatan inovasi teknologi pemadam kebakaran yang canggih di kota yang paling kreatif dan inovatif itu tidak mampu melawan bencana alam. Jilatan api menyebar dengan cepat ke beberapa lokasi dan membakar sejumlah real estate termahal di AS.

Petaka California perlu menyempurnakan sistem pemadam kebakaran masa depan. Inovasi berbagai teknologi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keselamatan operasi perlu dievaluasi. 

Beberapa teknologi yang digadang-gadang digunakan di masa depan, antara lain penggunaan mesin pemadam kebakaran otonom. Penggunaan drone dan sistem robot akan digunakan untuk menyebarkan busa di area berbahaya atau sulit dijangkau. Penggunaan Artificial Intelligence (AI) untuk deteksi dini kebakaran, analisis risiko, dan respons darurat. 

Teknologi AI untuk pemadam kebakaran ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan pengolahan citra untuk membedakan api, asap, dan fenomena alam lainnya. Dengan deteksi dini, respons terhadap kebakaran dapat lebih cepat.

Robot pemadam kebakaran komersial pertama di AS dikembangkan oleh Howe & Howe Technologies yang berpusat di Maine. Dinamai RS1-T2 Thermite, robot pemadam kebakaran pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012 dan didasarkan pada teknologi yang diciptakan perusahaan tersebut untuk Angkatan Darat AS.

Thermite dirancang untuk memadamkan api di lingkungan yang terlalu berbahaya bagi manusia, seperti kebakaran pesawat terbang, reaktor nuklir, dan situasi berbahaya lainnya.

Petaka California menyadarkan kepada dunia bisnis terkait dengan risiko bencana kebakaran yang dampaknya sangat memukul bahkan bisa membangkrutkan. Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, mengatakan kerugian akibat kebakaran Los Angeles diperkirakan mencapai 52 miliar-57 miliar dollar AS atau sekitar Rp 842 triliun-Rp 923 triliun.

Revitalisasi Petugas Damkar

Di masa mendatang musibah kebakaran akan terus terjadi dan menimpa pemukiman, fasilitas publik, dan kawasan industri. Hal itu merupakan indikasi kondisi pemanasan global dan sakitnya pranata infrastruktur perkotaan yang disertai rendahnya budaya keselamatan lingkungan.

Bagaimana dengan di tanah air kita? 

Selama ini keberadaan institusi dinas pemadam kebakaran baru dipayungi oleh Perda yang kurang sesuai dengan perkembangan zaman. Institusi dinas kebakaran juga belum memiliki standard operation procedure yang andal. Untuk itulah pentingnya membenahi tata kelola institusi dinas kebakaran.

Tidak dapat disangkal bahwa petugas pemadam kebakaran bekerja di bidang yang berbahaya. Hingga kini petugas kebakaran belum bisa digantikan oleh robot. Mereka mempertaruhkan nyawa mereka setiap kali berangkat kerja. Sering kali berlari ke arah bahaya saat orang lain melarikan diri.

Menurut National Fire Protection Association (NFPA), sebanyak 39 persen dari semua cedera petugas pemadam kebakaran yang dilaporkan terjadi di lokasi kebakaran.

Peran institusi dinas kebakaran mesti mendapat perhatian serius dalam hal capability dan kapasitas yang sesuai dengan standar ISO. Capability menyangkut kemampuan institusi kebakaran dalam hal ini personil dan peralatan yang dalam waktu cepat harus mampu melakukan rescue dan mengendalikan kebakaran. Juga, menyangkut respons yang cepat dalam menghadapi panggilan kasus kebakaran yang terjadi bersamaan di beberapa tempat. Institusi pemadam kebakaran sebaiknya memiliki program, prosedur, dan organisasi untuk mencegah penyebaran kebakaran lebih luas pada suatu wilayah. 

Untuk meminimalkan bahaya tersebut, dinas pemadam kebakaran mestinya memiliki roadmap atau kerangka kerja dan sistem informasi yang menyeluruh. Peran dinas pemadam kebakaran perlu direposisi sehingga paradigmanya berubah dari peran pemadam menjadi fungsi yang proaktif mencegah kebakaran.

Amukan si jago merah sangat merugikan masyarakat, karena dalam waktu sekejap bisa meludeskan berbagai bangunan, harta benda, dan dokumen penting. Dilain pihak sistem perkotaan belum memiliki manajemen pencegahan yang lebih intens dan mutakhir. Selain itu budaya keselamatan dan kedisiplinan warga kota dalam menggunakan listrik dan api harus senantiasa ditumbuhkan untuk mencegah aksi si jago merah.

Program penanggulangan kebakaran yang ideal adalah dimulai dengan idealisasi tata ruang dan konsistensi dalam mengontrol ijin menggunakan bangunan. Langkah yang tidak kalah penting adalah pemetaan kegiatan publik yang rawan kebakaran. 

Untuk itu perlu dilakukan penilaian-penilaian yang menyangkut beberapa konstrain penyebab kebakaran. Manajemen penanggulangan dan penanganan musibah kebakaran semata-mata bukanlah tugas dan tanggung jawab dari dinas kebakaran. Apalagi keterbatasan teknologi dan SDM hingga saat ini masih mewarnai dinas kebakaran kota.

Kebakaran pada umumnya disebabkan oleh faktor kelalaian manusia seperti adanya hubungan arus pendek listrik. Kompleksitas bahaya kebakaran membutuhkan beberapa inovasi dan konsistensi manajemen perkotaan. 

Budaya kota selama ini menunjukan bahwa kesadaran dan kedisiplinan yang berhubungan dengan alat-alat penanggulangan kebakaran hanya dilakukan pada saat bangunan masih baru. Setelah sekian lama, menjadi terabaikan. Kondisinya bertambah buruk ketika dinas perkotaan tidak memiliki data akurat yang menyangkut data base kondisi fisik dan building historical yang bisa diakses secara cepat bila si jago merah sedang beraksi.

Untuk mewujudkan manajemen penanggulangan amuk si jago merah yang efektif dibutuhkan platform sistem informasi perkotaan yang baik. Infrastruktur digital itu bisa menyajikan data-data fisik semua bangunan kota. Sehingga jika terjadi musibah kebakaran, petugas bisa bertindak secara tepat dan cepat karena mengetahui struktur di dalamnya. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun