Arah tersebut pada prinsipnya merupakan jaringan (network) fasilitas dan sistem informasi logistik yang menghubungkan hulu sampai dengan hilir (enterprise suppliers to customers)
Arah tersebut ditandai dengan adanya aktivitas insourcing. Sukses model aktivitas diatas telah ditunjukan oleh UPS dan FedEx dimana perusahaan multinasional itu tidak sekedar mengirim paket, melainkan juga menangani berbagai aspek logistik secara modern.
Sebenarnya aktivitas insourcing secara mudah bisa dilakukan oleh PT KAI karena tersedianya pergudangan, bengkel rekayasa, SDM teknologi dan aset tanah yang sangat luas yang letaknya sangat strategis dari sudut ekonomi.
Pada prinsipnya insourcing merupakan bentuk kolaborasi antara PT KAI dengan produsen komoditas, manufakturing, pedagang, dan jasa pengemasan yang menciptakan nilai tambah secara horizontal.Â
Bentuk itu juga bisa menciptakan kesempatan bisnis yang luas bagi usaha pengemasan dan pengiriman komoditas atau paket. Aktivitas insourcing yang bisa dilakukan oleh PT KAI bisa berupa produk manufakturing hingga produk bahan pangan.
Contoh produk manufakturing adalah terkait dengan industri otomotif, khususnya untuk pengemasan dan pengiriman sepeda motor dan suku cadangnya ke seluruh pelosok daerah.
Sedangkan salah satu contoh untuk produk pangan adalah komoditas minyak goreng, dimana produsennya sekaligus bisa mengemas produk tersebut di lingkungan pergudangan milik PT KAI.
Nilai strategis angkutan barang lewat kereta api harus dikembangkan menjadi kebijakan nasional dan daerah yang terpadu dan tidak boleh ditunda-tunda.Â
Apalagi, dinamika logistik dunia semakin menemukan bentuk yang lebih efektif dan efisien melalui prinsip insourcing. Perlu mencermati pertumbuhan sektor logistik dunia yang persentase terhadap PDB mencapai 15 persen.
Mestinya fakta itu memotivasi dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah, utamanya BUMN yang bergerak di sektor logistik.
Perlu disadari bahwa biaya logistik di Indonesia masih tergolong mahal jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia.